Friday, 29 July 2016

Seperti Tanah pada Air Hujan..

Setiap tanah mempunyai caranya tersendiri untuk memperlakukan air hujan..

Ada yang membiarkan air itu bebas membasahi meskipun hujan sudah cukup lama reda..

Ada pula yang terus konsisten dalam kekeringan, ketika air hujan sedang menyambangi..

Ada seseorang yang sedang jatuh cinta..

Ada seseorang yang teramat mencinta..

Ada seseorang yang tidak mengenal cinta..

Dan mereka akan berbeda perlakuannya dalam menghadapi patah hati..

Patah hati pasti akan datang..

Seperti halnya rambut pasti memutih..

Tulang pasti akan rapuh..

Jomblo pasti di museumkan..

Entah cepat atau lambat, semua itu adalah kepastian yang sekedar menjadi rahasia waktu..

Mungkin tanpa disadari, kita dikelilingi oleh rasa patah hati yang dialami oleh orang terdekat..

Diantara mereka, meskipun sama-sama sedang patah hati, pasti akan memperlakukannya dengan cara yang berbeda..

Beberapa diantara mereka melakukan pengelakan, seolah tidak pernah terjadi apa-apa..

Ada juga yang menangis habis-habisan sambil terus memaki nama seseorang, seseorang yang menjadi alasan kenapa ia menangis..

Atau ada juga yang terus tersenyum tanpa berbicara apapun, namun seiring berjalannya waktu, ia menutup hatinya untuk kembali jatuh cinta..

Rasa sakit itu membuatnya menjadi orang yang baru..

Orang yang menghindari patah hati berikutnya..

Atau bahkan berbagai media seringkali mengabarkan berita dari rumah duka yang sedang penuh isak tangis, karena salah satu anggota keluarganya terlalu lemah menghadapi patah hati, sehingga mati menjadi pilihan satu-satunya..

Semua ada alasannya..

Seperti sikap tanah pada hujan..

Ada tanah yang akan segera mengering begitu hujan singkat reda..

Ada tanah yang basah untuk sekian waktu karena hujan terlalu lama membasahinya..

Tanah akan mengering menyesuaikan hujan yang datang..

Seperti halnya seseorang akan patah hati sebagaimana ia jatuh cinta..

Seseorang yang tidak jatuh cinta pada pasangannya, ia tidak akan merasakan patah hati yang besar(Perlu menjadi catatan, tidak semua hubungan terjadi karena cinta. Terkadang, hubungan itu terikat karena rasa sepi berkepanjangan, atau sekedar rasa penasaran yang tidak dapat tertahankan..), sehingga ia akan terbuka dengan kehadiran orang baru, seseorang yang hadir karena pada akhirnya ia merasakan jatuh cinta, maupun seseorang yang hadir karena rasa penasaran berikutnya..

Seseorang yang terlalu cinta, ia akan merasakan patah hati yang berpotensi mematahkan sebagian/seluruh aspek kehidupannya..

Trauma akan patah hati itu, entah tersembunyi atau tidak, nantinya akan membuatnya berbeda dalam memperlakukan kehadiran orang baru di hidupnya..

Rasanya, patah hati menimbulkan ketakutan..

Ketakutan untuk menerima hadirnya jatuh cinta berikutnya, sampai akhirnya ia sadar, ia telah salah memperlakukan patah hati..

Meskipun itu telat, karena akhirnya rambut putih telah tumbuh disekujur kepalanya, tapi setidaknya ia akhirnya sadar...

Seseorang yang jatuh cinta itu seperti tanah yang dihujam air hujan..

Tanah yang terlalu tandus, begitu hujan datang dan akhirnya reda, ia akan tetap kering seketika..

Kecuali curah hujan itu begitu besar dan terus menetes tanpa henti, cepat atau lambat tanah yang tandus akan segera basah..

Seseorang yang telah menutup dirinya juga pada akhirnya akan membuka diri untuk orang yang mau terus memperjuangkan dirinya, sehingga pada akhirnya ia telah siap untuk jatuh cinta..

Namun hujan terus turun..

Hujan terus menghujami tanah yang basah itu!

Akhirnya muncul banjir diatas tanah itu!

Jatuh cinta seperti halnya tanah pada air..

Akhirnya begitu orang baru itu pergi, akan hadir patah hati besar seperti banjir yang ada..
Terus seperti itu..

Sampai akhirnya datang solusi, yaitu matahari..

Matahari akan membantu tanah agar kembali kering seperti semula, dan matahari pasti akan berlalu sesuai kodratnya..

Sehingga tanah itu kering sewajarnya, tidak tandus seperti sediakala..

Jadilah tanah yang bijak..

Tanah yang tidak bergantung pada hujan..

Sambutlah matahari!

Jadilah seseorang yang bijak..

Jangan jadikan cinta pada pasanganmu sebagai hal yang mendominasi hidupmu!

Kamu harus melakukan kewajibanmu..

Seperti bekerja, belajar, dan berusaha apapun..

Bijaklah seperti tanah menyambut matahari..

Tanah yang subur adalah tanah yang tepat dalam porsi penerimaan pada air hujan dan sinar matahari..

Akhirnya kita harus sadar bahwa jatuh cinta dalam porsi banyak itu tidak sehat...

Sehingga mau tidak mau kita harus berusaha untuk jatuh cinta sewajarnya...

Akhirnya..

Kita bukan tanah yang tandus..

Kita bukan tanah yang banjir..

Kita hanya tanah yang subur..

Tanah yang eksistansinya ada karena air hujan dan sinar matahari..

Kita seperti tanah..

Seseorang yang bijak dalam jatuh cinta..



No comments:

Post a Comment