Waktu terasa berlalu begitu cepatnya,
Secepat mengatakan cinta kepada orang yang kamu
suka, saat diri kamu masih kecil,
Tanpa pernah berpikir panjang,
Tiba-tiba mulut dengan lantang berkata kepada
seorang teman dekat,
‘Eh,
aku suka sama dia’
Dan seperti halnya waktu, dengan begitu cepatnya ucapan
kamu kepada teman dekatmu itu akan menyebar ke seluruh penjuru sekolah,
Dan akhirnya ungkapan itu akan sampai dengan
sendirinya ke telinga orang yang kamu suka itu,
Kalau dia tersenyum setelah mendengar kabar itu, itu
tandanya kalian dianggap pacaran.
Kalau setelah dia mendengar kabar itu, dia berkata ‘NAJIS!’,
itu tandanya kamu akan segera berubah menjadi power ranger merah,
Sayangnya gak seluruh tubuh yang berubah, hanya
sebagian pipi saja,
Pipimu akan memerah pertanda kamu sedang menahan
malu,
Malu menghadapi penghinaan atas cinta di masa kecil
itu.
Gak papa, 3 hari kemudian teman-temanmu akan
melupakan itu kok,
Dan kamu akan dengan mudah mencari pelabuhan cinta monyetmu
berikutnya.
Mudah sekali ya untuk jatuh cinta?
Sayangnya waktu berlalu jauh lebih cepat dari yang
aku duga,
Begitu tiba di masa dewasa, jatuh cinta seperti
menjadi sesuatu yang sulit ditelaah,
Orang-orang yang katanya sedang jatuh cinta
disekitarku, di masa aku berada saat ini, dituntut untuk memberikan pembuktian,
Dimasa ini, jatuh cinta adalah modal terbesar untuk
masa depan…
Dalam arti, siap jatuh cinta, berarti harus siap
menjanjikan pernikahan impian dari orang yang dicintai,
Pernah ada Quote dari seseorang, katanya begini ‘Tak
usah bilang cinta jika tak mau menghadap walinya’
Berani jatuh cinta dimasa ini berarti siap untuk
dituntut bersikap serius,
Beda ya sama ketika kita kecil?
Kalau dulu nolak mah gampang, tinggal bilang ‘NAJIS!’
Sekarang?
Pasti si dia akan menahan emosinya untuk berkata
seperti itu,
Dia akan dengan lemah lembut menanyakan kesungguhan
kita,
Dia akan dengan sangat terbuka menerima pembuktian
kita,
Sampai mungkin pada akhirnya hatinya luluh, karena
kita memang telah siap memberikan pembuktian,
Tapi jika ternyata kita gak siap sama sekali, kita
gak serius, atau kita gak bisa membuktikan?
Dia akan tetap bersikap baik, dan berkata dengan
lemah lembut ‘najis…’
Ternyata sama aja, hanya beda di penyampaian.
Kembali ke poin utama,
Setiap manusia punya impian pernikahannya
masing-masing,
Seperti yang kita tahu dari orang-orang yang sudah menikah,
mereka bilang ‘Nikah itu gampang, menjalaninya yang susah, akan banyak
rintangan’
Kalau kamu dengar itu aja udah ngedown, mending
urungin niat untuk menikah deh,
Karena ternyata pernikahan lebih sulit dari itu,
Karena ternyata kesulitan itu justru hadir jauh hari
sebelum petualangan setelah berijab kabul…
Banyak yang harus dipersiapkan,
Dan banyak kesulitan yang harus dihadapi,
Laki-laki dituntut untuk berusaha keras sebelum
sampai di usia 25 tahun,
Karena sepertinya diatas 25 tahun sudah waktunya
untuk memberi bukti akan hasil kerja kerasnya,
Tenang saja, pendapat ini subjektif, dan kamu bebas
berpendapat.
Yang malas sekolah harus lebih rajin berangkat
sekolah,
Yang malas kuliah harus lebih rajin berangkat
kuliah,
Atau yang benar-benar tidak suka pendidikan formal,
harus punya tujuan jelas,
dan dia harus mencapai tujuan itu,
Agar kelak minimal bisa menafkahi keluarganya dengan
pekerjaan yang layak, yang tentu saja Halal…
Dan ketika sudah punya anak, minimal ia bisa
mengabulkan apa yang anak kita inginkan…
“Karena
orang tua akan merasa gagal ketika tidak bisa mengabulkan permintaan anaknya…”
Oh iya, ini sebenarnya rahasia dari orang tua yang
pernah gagal,
Jangan sampai ini menjadi rahasiamu kelak ya?
Banyak yang harus dipersiapkan,
Sebelum siap menikah, kamu harus menjadi orang baik,
agar kelak bisa menciptakan generasi yang baik pula,
seperti bagaimana orang tuamu merawat kamu hingga
kamu tumbuh menjadi orang yang baik,
itu harus.
Menjadi orang baik itu gak semudah kedengarannya,
Atau dalam hal ini gak semudah membacanya,
Silahkan simpulkan sendiri, karena bagaimana orang
dianggap baik ini tergantung pandangan setiap orang,
Dan itu akan berbeda-beda,
Intinya sih, kalau bisa, Jadilah orang baik dimata
setiap orang-orang subjektif itu,
Dan sebelum jadi orang baik dimata banyak orang,
jadilah orang baik dimata calon mempelaimu,
Siapkan masa depan kalian! beri yang terbaik untuk
dia!
Bekerja keraslah!
Buang semua keringat yang masih besembunyi
ditubuhmu!
Jadikan keringat itu sebagai modal untuk menggapai
impian atas perjalanan pernikahan yang bahagia…
Kembali lagi ke poin utama,
Setiap manusia mempunyai impian pernikahannya
masing-masing, begitu juga calon mempelaimu…
Tugasmu hanya satu, bantu mewujudkannya…
No comments:
Post a Comment