Thursday, 29 October 2015

Sebuah Tempat Sederhana yang Memiliki Nilai



Pernah gak sih lo, ketika pertama kali mendatangi suatu tempat, tempat itu biasa aja…

Tapi ketika elo datang untuk ketiga kalinya, tempat itu terasa begitu spesial…

Entah spesial dalam arti lo merasa nyaman dan bahagia, atau justru spesial karena elo pernah berkata ‘Gua gak akan pernah datang lagi ketempat ini’. 

Mungkin kedatangan lo yang kedua kalinya di tempat itu lah yang membuat lo akhirnya punya pandangan atas suatu tempat…

Yang jelas itu semua karena adanya kenangan yang tercipta di sebuah tempat, sehingga akhirnya tempat tersebut punya nilai, sekali lagi, entah nilai plus atau justru minus.

Mungkin kita berulang kali melewati sebuah rumah makan, ketika berangkat sekolah atau kuliah…
Awalnya kita hanya akan lewat begitu saja, lewat tanpa membiarkan sedikitpun waktu terbuang untuk menengok tempat tersebut, karena kita sama sekali belum pernah kesana…

Kemudian suatu hari kita memberanikan diri untuk mencoba makanan di tempat tersebut, dan ternyata enak!

Kemudian hari-hari selanjutnya, ketika kita melewati tempat tersebut, kita selalu ingin melihat ke arahnya, berharap suatu saat ada waktu luang untuk merasakan lagi makanan ditempat itu.

Akhirnya waktu yang tepat datang, kita bisa kembali datang ketempat itu, merasakan lagi kelezatan makanan disana, dan setelah selesai menikmati, tanpa sengaja kita memecahkan piring! 

Karyawan di tempat itu akan maklum, katanya gak perlu ganti rugi.
Tapi begitu tiba waktunya kita membayar makanan yang kita makan, ternyata kita baru sadar bahwa kita tidak membawa dompet!

Akhirnya kita menjadi orang dengan rasa malu paling besar yang ada di tempat itu...

Dan beberapa waktu kemudian, ketika melewati tempat itu lagi, kita justru cenderung membuang muka, tak sudi membiarkan mata mengarah kesana, ada kekhawatiran timbul rasa malu kembali jika para karyawan ditempat itu mengenali muka kita, muka orang yang pernah memecahkan piring dan lupa membawa dompetnya.

Tanpa kita sadari, kita telah menciptakan kenangan baik dan buruk sekaligus pada sebuah tempat, sehingga kita telah memiliki cara pandang tersendiri atas tempat tersebut.

Dan pandangan kita saat ini akan tempat tersebut adalah? BURUK.

Ya? Bukannya begitu?

Karena kenyataannya memang begitu.

Ehm,

Tapi apa yang terjadi jika prosesnya diganti,

Misalnya, pertama kita datang kesana makanan tidak begitu enak sehingga kita tidak mau datang lagi.
Sampai tiba disebuah acara reuni dengan teman lama, yang kebetulan berlangsung di tempat itu, kita merasakan kehangatan dan kenyamanan berada disana, dan ternyata… Kali ini makanannya enak…

Dan akhirnya bagaimana pandangan kita terhadap tempat tersebut jika begitu prosesnya?

Ya, kita akan berpandangan BAIK atas tempat tersebut.

Kemudian hari-hari setelah itu kita jadi sering kesana karena ingin mengenang reuni yang pernah terjadi ditempat itu sembari menyantap hidangan yang kini terasa telah terbiasa di mulut. Akhirnya kita selalu berbahagia ketika datang maupun melewati tempat itu…

Oh iya, maaf sebelumnya lupa ngucapin selamat datang.

Selamat datang yaa(Oke ini cuma basa-basi aja ya, karena ketika kamu menulis untuk blog, dan kamu lupa mengucapan salam, kamu hanya perlu mengedit bagian depan saja)

Oke mari kita lanjutkan pembicaraan ini,

Jadi, Begitulah, sebuah tempat, sesederhana apapun itu, ketika dibauri kenangan, maka tempat tersebut akan memiliki nilai…

Dan semua yang gua tuliskan ini juga berlaku dalam sebuah hubungan percintaan, ada kali ini lebih khusus ke proses pendekatan(PDKT) dalam percintaan.

Untuk kalian yang terbiasa terburu-buru menentukan sikap, kalian harus membaca ini.
Mungkin udah menjadi rahasia umum bahwa dijaman sekarang jatuh cinta itu lebih mudah, setidaknya tidak lebih sulit dibandingkan membuka pola sandi smartphone milik teman kita.
Jatuh cinta adalah hal yang mudah.

Bahkan dengan melihat foto saja, kita bisa cepat menambatkan hati kepadanya.
Misalnya ada lawan jenis yang ganti DP bbm, lalu kita komen emoticon ‘senyum’…
Kemudian bbm-an sampai pagi, tiga hari kemudian jadian…
Ya, sekali lagi jatuh cinta adalah hal yang mudah…
Atau ternyata begitu ada lawan jenis yang menginvite Pin Bbm kita, ternyata begitu kita lihat foto yang dipasangnya tidak menarik, kita bisa dengan begitu cepat menghapus kontaknya di smartphone kita…
Sekali lagi, karena jatuh cinta itu mudah karena perasaan suka,
Memastikan tidak jatuh cinta juga menjadi perkara mudah ketika dari awal sudah timbul rasa tidak suka…
Ya, memang begitu kok…
Ini realita yang gak bisa dipungkiri,
Karena dengan semakin banyaknya orang yang bersikap seperti itu, semakin besar timbul ketakutan pada diri gua, gua takut kita justru melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan kepada "Tempat Makan" tadi, yaitu melakukan apa? Salah pandangan.
Yang gua takutkan adalah, karena mudah tidak suka terhadap orang dan dengan cepat menghapusnya dari kontak(juga hidup) kita, kita justru telah dengan mudah melewatkan orang yang ‘mungkin’ sebenarnya kita tunggu-tunggu, orang yang tepat, namun datang dengan cara salah, sehingga sejak awal telah menciptakan presepsi yang negatif.

Padahal kita gak pernah tau, mungkin saja ketidaksukaan kita diawal hanyalah untuk menutupi jatuh cinta sesungguhnya kita di masa depan? Kita gak pernah tahu… Selalu ada kemungkinan seperti itu…

Kita justru terkadang menciptakan presepsi positif kepada orang baru, karena sejak awal kita telah merasa suka… akhirnya jadian… 

Dan ternyata didalam hubungan kalian nantinya, timbul sebuah hal-hal yang tidak diinginkan, sebut saja ‘Hal yang tidak kita suka’, atau lebih tinggi lagi tingkatannya ‘Hal yang sangat tidak kita sukai’.
Namun karena tertutupi oleh presepsi awal yang positif, hal-hal buruk tersebut menjadi semu di mata kita, sampai akhirnya suatu saat kita menyadari bahwa kita sedang jatuh cinta dengan orang yang salah.

Dan waktu-waktu yang kita lalui dengan orang tersebut telah menjadi waktu penantian yang sia-sia bagi orang yang tepat, orang yang sebenarnya lebih pantas berada dihati kita. 

Waktu yang seharusnya menjadi kesempatannya untuk mengisi hari-hari kita terbuang begitu saja karena kita terlanjur memilih orang yang salah sebelumnya,
Sehingga mau tidak mau ketika kita telah terikat suatu hubungan, meski dengan orang yang salah sekalipun, kita harus professional dengan menutup hati, meskipun untuk orang yang tepat.

Kalimat sebelumnya keren juga ya? Hahaha 

Gua aja gak nyangka… 
Becanda men…

Oke, intinya sih seperti hal nya sebuah tempat, yang sesederhana apapun itu, ketika dibauri kenangan maka akan memiliki nilai,
Begitu juga dalam percintaan, dengan orang seperti apapun, ketika diawal kita telah memberikan presepsi tentang dia, maka akhirnya orang itu akan memiliki nilai di hati kita,

Kemungkinannya adalah presepsi negatif kepada orang tepat…

Atau presepsi positif kepada orang yang tidak tepat…

Tapi semoga, dengan orang yang sekarang…
Kemungkinannya adalah kita telah berpresepsi positif kepada orang yang tepat…

Sehingga sekarang atau sampai kapanpun nanti, kita gak akan menyesal karena telah menutup hati buat orang lain, karena hati kita telah dimiliki oleh orang yang tepat.

Karena selalu ada kemungkinan ditempat baru, maupun dengan orang baru...

Tapi yang terpenting adalah, semoga kita mendapatkan kemungkinan yang terbaik...

Jadi? 

Tunggu apalagi? 

Ini saat yang tepat untuk tersenyum…


Friday, 23 October 2015

Setiap Manusia Punya Pernikahan Impian



Waktu terasa berlalu begitu cepatnya,
Secepat mengatakan cinta kepada orang yang kamu suka, saat diri kamu masih kecil,
Tanpa pernah berpikir panjang,
Tiba-tiba mulut dengan lantang berkata kepada seorang teman dekat,
‘Eh, aku suka sama dia’
Dan seperti halnya waktu, dengan begitu cepatnya ucapan kamu kepada teman dekatmu itu akan menyebar ke seluruh penjuru sekolah,
Dan akhirnya ungkapan itu akan sampai dengan sendirinya ke telinga orang yang kamu suka itu,
Kalau dia tersenyum setelah mendengar kabar itu, itu tandanya kalian dianggap pacaran.
Kalau setelah dia mendengar kabar itu, dia berkata ‘NAJIS!’, itu tandanya kamu akan segera berubah menjadi power ranger merah,
Sayangnya gak seluruh tubuh yang berubah, hanya sebagian pipi saja, 
Pipimu akan memerah pertanda kamu sedang menahan malu,
Malu menghadapi penghinaan atas cinta di masa kecil itu.
Gak papa, 3 hari kemudian teman-temanmu akan melupakan itu kok,
Dan kamu akan dengan mudah mencari pelabuhan cinta monyetmu berikutnya.
Mudah sekali ya untuk jatuh cinta?
Sayangnya waktu berlalu jauh lebih cepat dari yang aku duga,
Begitu tiba di masa dewasa, jatuh cinta seperti menjadi sesuatu yang sulit ditelaah,
Orang-orang yang katanya sedang jatuh cinta disekitarku, di masa aku berada saat ini, dituntut untuk memberikan pembuktian,
Dimasa ini, jatuh cinta adalah modal terbesar untuk masa depan…
Dalam arti, siap jatuh cinta, berarti harus siap menjanjikan pernikahan impian dari orang yang dicintai,
Pernah ada Quote dari seseorang, katanya begini ‘Tak usah bilang cinta jika tak mau menghadap walinya’
Berani jatuh cinta dimasa ini berarti siap untuk dituntut bersikap serius,
Beda ya sama ketika kita kecil?
Kalau dulu nolak mah gampang, tinggal bilang ‘NAJIS!’
Sekarang?
Pasti si dia akan menahan emosinya untuk berkata seperti itu,
Dia akan dengan lemah lembut menanyakan kesungguhan kita,
Dia akan dengan sangat terbuka menerima pembuktian kita,
Sampai mungkin pada akhirnya hatinya luluh, karena kita memang telah siap memberikan pembuktian,
Tapi jika ternyata kita gak siap sama sekali, kita gak serius, atau kita gak bisa membuktikan?
Dia akan tetap bersikap baik, dan berkata dengan lemah lembut ‘najis…’
Ternyata sama aja, hanya beda di penyampaian.
Kembali ke poin utama,
Setiap manusia punya impian pernikahannya masing-masing,
Seperti yang kita tahu dari orang-orang yang sudah menikah, mereka bilang ‘Nikah itu gampang, menjalaninya yang susah, akan banyak rintangan’
Kalau kamu dengar itu aja udah ngedown, mending urungin niat untuk menikah deh,
Karena ternyata pernikahan lebih sulit dari itu,
Karena ternyata kesulitan itu justru hadir jauh hari sebelum petualangan setelah berijab kabul…
Banyak yang harus dipersiapkan,
Dan banyak kesulitan yang harus dihadapi,
Laki-laki dituntut untuk berusaha keras sebelum sampai di usia 25 tahun,
Karena sepertinya diatas 25 tahun sudah waktunya untuk memberi bukti akan hasil kerja kerasnya,
Tenang saja, pendapat ini subjektif, dan kamu bebas berpendapat.
Yang malas sekolah harus lebih rajin berangkat sekolah,
Yang malas kuliah harus lebih rajin berangkat kuliah,
Atau yang benar-benar tidak suka pendidikan formal, harus punya tujuan jelas,
dan dia harus mencapai tujuan itu,
Agar kelak minimal bisa menafkahi keluarganya dengan pekerjaan yang layak, yang tentu saja Halal…
Dan ketika sudah punya anak, minimal ia bisa mengabulkan apa yang anak kita inginkan…
“Karena orang tua akan merasa gagal ketika tidak bisa mengabulkan permintaan anaknya…”
Oh iya, ini sebenarnya rahasia dari orang tua yang pernah gagal,
Jangan sampai ini menjadi rahasiamu kelak ya?
Banyak yang harus dipersiapkan,
Sebelum siap menikah, kamu harus menjadi orang baik, agar kelak bisa menciptakan generasi yang baik pula,
seperti bagaimana orang tuamu merawat kamu hingga kamu tumbuh menjadi orang yang baik,
itu harus.
Menjadi orang baik itu gak semudah kedengarannya,
Atau dalam hal ini gak semudah membacanya,
Silahkan simpulkan sendiri, karena bagaimana orang dianggap baik ini tergantung pandangan setiap orang,
Dan itu akan berbeda-beda,
Intinya sih, kalau bisa, Jadilah orang baik dimata setiap orang-orang subjektif itu,
Dan sebelum jadi orang baik dimata banyak orang, jadilah orang baik dimata calon mempelaimu,
Siapkan masa depan kalian! beri yang terbaik untuk dia!
Bekerja keraslah!
Buang semua keringat yang masih besembunyi ditubuhmu!
Jadikan keringat itu sebagai modal untuk menggapai impian atas perjalanan pernikahan yang bahagia…
Kembali lagi ke poin utama,
Setiap manusia mempunyai impian pernikahannya masing-masing, begitu juga calon mempelaimu…
Tugasmu hanya satu, bantu mewujudkannya…


Tuesday, 22 September 2015

Pilih Bibit Terbaik Untuk Buah Yang Akan Kamu Nikmati



Hai, lagi baca ya?


Thanks ya udah meluangkan waktu untuk hadir di tulisan kali ini.

            Tulisan kali ini berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya, karena tulisan kali ini akan menuangkan keresahan gua selama lebih dari 3 tahun belakangan ini.
Oke mari kita mulai,

            Sebelumnya perkenalkan, gua adalah mahasiswa D3 Akuntansi di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Jogja, dan saat gua menulis ini, gua telah mencapai semester 7.

Perlu kalian ketahui, normalnya pendidikan D3 dilalui selama 6 semester, dan kalian gak salah tadi, gua berada disemester 7.
Sebenernya gak buruk-buruk amat sih, kalo ditanya orang,kerabat, atau keluarga 'Kamu semester berapa?'
'Tujuh!'
'Bukannya kuliah D3 itu 6 semester?'
'Oh iya emang, tapi sekarang ada program baru, jadi kalau lulusnya lebih lama, peluang kerjanya lebih tinggi. Kalo 8 semester, itu artinya D3 nya udah setara S1, kalo 12 semester, itu udah kaya S2. Gitu'

            Gua sih selalu konsisten menjawab seperti itu. Meskipun seluruh dunia juga tahu, semakin lama lulus kuliah, kemungkinan diterima kerjanya lebih sedikit dibanding yang lulus normal. Tapi, apa salahnya berbohong(demi harga diri)?

Dan penulisan gua berkaitan dengan itu.

Oke, jadi terutama buat yang lagi kelas 3 SMA, tolong resapi segala keresahan gua ini.

Ehm,

Alasan utama kenapa gua belum lulus adalah, gua salah memilih jurusan.

            Dan dalam kata 'Salah memilih jurusan' barusan, masih akan dibagi menjadi dua sub kata lagi yaitu,
1. Salah memilih jurusan ketika SNMPTN

            Perlu kalian pertimbangkan terlebih dahulu apa yang menjadi minat kalian. Kalau kalian suka melawan monster, itu artinya kalian harus masuk jurusan ultramen. Kalau kalian suka otomotif, kalian harus masuk jurusan tamiya. Atau kalian suka genjreng-genjreng gitar sambil nyanyi sekeras-kerasnya, itu artinya kalian harus naik bus jurusan Pulogadung untuk mencoba menjadi pengamen profesional.

            Disini kesalahan gua adalah memilih jurusan yang tidak tepat sejak awal. Minat gua ada pada 3 bidang, yaitu olahraga, musik, maupun sastra. Tapi, ketika melakukan SNMPTN, yang gua pilih adalah jurusan Ilmu Politik dan Hukum. Ngaco abis. Karena pikir gua saat itu begini, 'Buat apa sih kuliah di tempat yang gua udah merasa hebat. Gua pengen belajar, cari pengalaman lain'. Gua tegaskan, Jangan mengulangi pemikiran yang sama seperti gua! Karena percaya sama gua, lebih baik memiliki satu pisau yang tajam dibandingkan memiliki ribuan pisau tumpul. Jadi, tempat terbaik untuk orang berbakat adalah tempat pengasahan bakat. Sekali lagi, asah bakatmu di tempat yang tepat! Jangan pernah memilih jurusan yang salah ketika SNMPTN.

2. Salah memilih jurusan ketika gagal lulus SNMPTN

            Buat cewek, gagal lolos SNMPTN adalah pertanda bahwa air mata siap mengalir di pipinya. Kata demi kata juga perlahan akan dicurahkan kepada teman baiknya. Dimana ia merasa gagal memenuhi ekpektasinya. Bisa juga tangisan itu karena kini hak dia untuk menerima uang jajan telah hilang, setelah mamanya malu anaknya gagal SNMPTN, mamanya akan bilang, 'Gara-gara kamu, mama malu datang ke perkumpulan PKK! Mama akan mengurung diri dirumah sampai teman-teman mama menua dan pikun!'. Oke, sepertinya itu berlebihan. Buat para cewek, yang gua tahu, orang tua akan selalu mendukung saat kalian terjatuh. Jangan putus asa. Balas dukungan tersebut dengan bangkit dan beri mereka kebanggaan suatu hari nanti.

            Buat cowok, gagal lolos SNMPTN sama sekali bukan merupakan aib. Mereka akan tampak biasa saja. Mereka akan tetap keluyuran setelah malam pengumuman kegagalan. Mereka akan bermain futsal dengan teman-temannya dengan riang gembira seakan tidak terjadi apa-apa. Prinsip cowok sih gini, 'Lebih baik gak lolos SNMPTN daripada tim sepakbola kesayangannya kalah'. Cowok emang hebat. Sayangnya yang gua dukung adalah Liverpool, tim yang tidak pernah juara selama 25 tahun belakangan ini. Jadi, perlu kalian ketahui malam ini Liverpool kalah(lagi). Dan karena kekalahan itu, gua teringat kegagalan lolos SNMPTN. Akhirnya, seperti cewek, cowok juga akan menangis, dengan caranya sendiri.

            Dua paragraf diatas adalah tentang bagaimana cewek dan cowok menghadapi kegagalannya. Dengan tangisan, maupun dengan menyembunyikan tangisan. Oke silahkan menangis, beri sedikit waktu pada dirimu untuk menyesal dan melakukan peratapan, kemudian donasikan sisa waktumu untuk mempersiapkan kebanggaan dimasa depan.

            Yang dilakukan setelah tahu dirinya gagal SNMPTN adalah mencari informasi tentang universitas swasta. Biasanya dalam titik ini, seseorang akan membuka laptopnya untuk browsing, membuka gadget nya untuk menanyakan teman-temannya yang juga gagal, atau menelpon saudaranya yang telah berkuliah terlebih dahulu. Itu manusiawi. Tapi sangat gua tekankan, jangan lakukan semua itu! Sekali lagi jangan! 

            Beri sedikit waktu untuk refreshing agar pikiran bersih dan jiwa telah berasa tentram. Pastikan sudah tidak ada emosi negatif yang tersisa akibat kegagalan kemarin. Setelah semua pasti, baru tiba saatnya untuk memilih Universitas Swasta atau melakukan penungguan untuk SBMPTN bahkan SNMPTN tahun berikutnya. Dan ketika masa itu tiba, persiapkan dirimu lebih matang dan lakukan berbagai hal positif untuk mengisi kekosongan. Sekali lagi, apabila memilih Universitas Swatsa, pilih yang sesuai minat dan bakatmu! kemudian pilih yang menjamin akreditasi paling tinggi. Pada era ini, sangat mudah kok menemukan Universitas Swasta dengan akreditasi A. Kalian pasti bisa.
Ehm,

            Gua adalah contoh dari orang yang gagal SNMPTN, lalu menelpon teman 'Elo mau daftar kuliah dimana?'
'Di xxxx. Jurusan Akuntansi', katanya sambil menyebutkan sebuah nama Universitas.
'Oke gua juga ah. Besok gua jemput untuk daftar'
'Oke gua tunggu'
Bisa kalian tebak, gua sangat menyesal hari ini. Buang jauh-jauh fikiran bahwa 'Kuliah akan bahagia jika bersama teman satu SMA'.

            Enggak men! Kalian hanya akan dekat saat masa-masa awal kuliah. Dia akan dapat teman baru! Dan Elo akan dapat teman baru! Dan rasa sakit akan menyapa lo ketika elo menjadi salah satu orang yang menyalaminya ketika dia wisuda! Sedangkan elo masih harus menghadapi semester 7! Oke, yang terakhir gua curhat. Tapi intinya, siapapun elo yang baca tulisan ini. Gua gak mau elo curhat seperti gua ini dimasa depan. Gua ingin setiap orang mendapatkan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Dan sekali lagi, kalian bisa sukses dengan syarat mengawali dengan benar. Dan semoga paduan dari mahasiswa D3 semester 7 ini berguna untuk kalian.
Bentar gua minum dulu. Haus bro.

Em,
Kita mulai lagi, kali ini lebih serius, khususnya bagi teman seperjuangan gua.

            Bagi kalian yang merasa salah jurusan, sebelum waktu jauh membawa kalian ketempat yang kelak membuat kalian tidak nyaman setiap harinya, berhentilah! Keluar dan pindah jurusan adalah pilihan yang tepat...

            Tapi jika kalian merasa kalian masih ingin berjuang mengalahkan rasa tidak nyaman, berjuanglah! Jalani semua dengan ikhlas, selesaikan kuliahmu, penuhi tanggung jawabmu kepada orang tua! Seperti tidak menyerah adalah pilihan yang bijak...

Gua adalah orang yang meninggalkan pilihan yang tepat tersebut untuk menjalankan pilihan bijak diatas.
Kalo kalian mengikuti apa yang gua lakukan, gua akan memberi tahu kalian sebuah resiko yang sangat besar, yaitu,
'KAMU AKAN MEMBENCI SEBAGIAN WAKTU DARI SETIAP HARIMU DIMASA DEPAN'

            Karena konsep salah jurusan adalah memilih jurusan yang ternyata tidak disukai, dan kesalahan itu akan dibawa sampai ketika akhirnya lulus dan bekerja, bekerja untuk melakukan pekerjaan yang tidak dia sukai adalah tingkat terendah dari pekerjaan manusia, hanya sedikit lebih tinggi tingkatannya dibandingkan melakukan pekerjaan haram. Itu pendapat gua.

            Oke, gua gak akan PHP. Gua gak akan menjelaskan panjang lebar suatu kebencian, tanpa memberi masukan/saran tentang cara menghilangkan kebencian tersebut.

            Saran gua adalah, ketika kamu salah jurusan dan masih ingin berjuang menaklukannya, luangkan sedikit waktu pada setiap harimu untuk melakukan sesuatu yang 'kamu percaya' bisa diandalkan untuk menolongmu di masa depan. Sebagai contoh, mahasiswa yang gemar menyanyi akan terus melatih suaranya sampai akhirnya dia juara di ajang pencarian bakat. Bakatnya tersebut akan membantunya keluar dari segala ketidaknyamanannya selama ini. Gua adalah orang yang paling percaya bahwa setiap orang dilahirkan didunia dengan bakat alaminya masing-masing. Jadi mulai sekarang, Bernyanyilah! Menulislah! Olahragalah! Berdansalah! Berbisnislah! dan yang terutama BERJUANGLAH!

            Kuliah itu seperti menanam buah. Apabila ia menanam bibit yang ia sukai, ketika pohon dan buah mulai tumbuh, ia akan terus menikmatinya. Apabila dia menanam bibit yang salah, ia mungkin harus menebangnya, mengganti dengan bibit lainnya, atau mungkin juga tetap menunggu sampai pohon tersebut berbuah matang, kemudian memaksa diri untuk memakan buah tersebut, yang mungkin saja enak, dan akhirnya dia menyukainya. Apapun itu, sebelum terlambat, pilihlah bibit terbaik untuk menghasilkan buah yang memang benar-benar kamu sukai.