Pernah gak sih lo,
ketika pertama kali mendatangi suatu tempat, tempat itu biasa aja…
Tapi ketika elo datang
untuk ketiga kalinya, tempat itu terasa begitu spesial…
Entah spesial dalam
arti lo merasa nyaman dan bahagia, atau justru spesial karena elo pernah
berkata ‘Gua gak akan pernah datang lagi ketempat ini’.
Mungkin kedatangan lo
yang kedua kalinya di tempat itu lah yang membuat lo akhirnya punya pandangan
atas suatu tempat…
Yang jelas itu semua
karena adanya kenangan yang tercipta di sebuah tempat, sehingga akhirnya tempat
tersebut punya nilai, sekali lagi, entah nilai plus atau justru minus.
Mungkin kita berulang
kali melewati sebuah rumah makan, ketika berangkat sekolah atau kuliah…
Awalnya kita hanya
akan lewat begitu saja, lewat tanpa membiarkan sedikitpun waktu terbuang untuk
menengok tempat tersebut, karena kita sama sekali belum pernah kesana…
Kemudian suatu hari
kita memberanikan diri untuk mencoba makanan di tempat tersebut, dan ternyata
enak!
Kemudian hari-hari
selanjutnya, ketika kita melewati tempat tersebut, kita selalu ingin melihat ke
arahnya, berharap suatu saat ada waktu luang untuk merasakan lagi makanan
ditempat itu.
Akhirnya waktu yang
tepat datang, kita bisa kembali datang ketempat itu, merasakan lagi kelezatan
makanan disana, dan setelah selesai menikmati, tanpa sengaja kita memecahkan
piring!
Karyawan di tempat itu
akan maklum, katanya gak perlu ganti rugi.
Tapi begitu tiba
waktunya kita membayar makanan yang kita makan, ternyata kita baru sadar bahwa
kita tidak membawa dompet!
Akhirnya kita menjadi
orang dengan rasa malu paling besar yang ada di tempat itu...
Dan beberapa waktu
kemudian, ketika melewati tempat itu lagi, kita justru cenderung membuang muka,
tak sudi membiarkan mata mengarah kesana, ada kekhawatiran timbul rasa malu
kembali jika para karyawan ditempat itu mengenali muka kita, muka orang yang
pernah memecahkan piring dan lupa membawa dompetnya.
Tanpa kita sadari,
kita telah menciptakan kenangan baik dan buruk sekaligus pada sebuah tempat,
sehingga kita telah memiliki cara pandang tersendiri atas tempat tersebut.
Dan pandangan kita
saat ini akan tempat tersebut adalah? BURUK.
Ya? Bukannya begitu?
Karena kenyataannya
memang begitu.
Ehm,
Tapi apa yang terjadi jika
prosesnya diganti,
Misalnya, pertama kita
datang kesana makanan tidak begitu enak sehingga kita tidak mau datang lagi.
Sampai tiba disebuah
acara reuni dengan teman lama, yang kebetulan berlangsung di tempat itu, kita
merasakan kehangatan dan kenyamanan berada disana, dan ternyata… Kali ini
makanannya enak…
Dan akhirnya bagaimana
pandangan kita terhadap tempat tersebut jika begitu prosesnya?
Ya, kita akan
berpandangan BAIK atas tempat tersebut.
Kemudian hari-hari
setelah itu kita jadi sering kesana karena ingin mengenang reuni yang pernah
terjadi ditempat itu sembari menyantap hidangan yang kini terasa telah terbiasa
di mulut. Akhirnya kita selalu berbahagia ketika datang maupun melewati tempat
itu…
Oh iya, maaf
sebelumnya lupa ngucapin selamat datang.
Selamat datang yaa(Oke ini cuma basa-basi aja ya, karena ketika
kamu menulis untuk blog, dan kamu lupa mengucapan salam, kamu hanya perlu
mengedit bagian depan saja)
Oke mari kita
lanjutkan pembicaraan ini,
Jadi, Begitulah,
sebuah tempat, sesederhana apapun itu, ketika dibauri kenangan, maka tempat tersebut
akan memiliki nilai…
Dan semua yang gua
tuliskan ini juga berlaku dalam sebuah hubungan percintaan, ada kali ini lebih
khusus ke proses pendekatan(PDKT) dalam percintaan.
Untuk kalian yang
terbiasa terburu-buru menentukan sikap, kalian harus membaca ini.
Mungkin udah menjadi
rahasia umum bahwa dijaman sekarang jatuh cinta itu lebih mudah, setidaknya
tidak lebih sulit dibandingkan membuka pola sandi smartphone milik teman kita.
Jatuh cinta adalah hal
yang mudah.
Bahkan dengan melihat
foto saja, kita bisa cepat menambatkan hati kepadanya.
Misalnya ada lawan jenis yang ganti DP bbm, lalu kita komen emoticon ‘senyum’…
Kemudian bbm-an sampai pagi, tiga hari kemudian jadian…
Ya, sekali lagi jatuh cinta adalah hal yang mudah…
Atau ternyata begitu ada lawan jenis yang menginvite Pin Bbm kita,
ternyata begitu kita lihat foto yang dipasangnya tidak menarik, kita bisa
dengan begitu cepat menghapus kontaknya di smartphone kita…
Sekali lagi, karena jatuh cinta itu mudah karena perasaan suka,
Memastikan tidak jatuh cinta juga menjadi perkara mudah ketika dari awal
sudah timbul rasa tidak suka…
Ya, memang begitu kok…
Ini realita yang gak bisa dipungkiri,
Karena dengan semakin banyaknya orang yang bersikap seperti itu, semakin
besar timbul ketakutan pada diri gua, gua takut kita justru melakukan hal yang sama
seperti yang kita lakukan kepada "Tempat Makan" tadi, yaitu melakukan apa?
Salah pandangan.
Yang gua takutkan adalah, karena mudah tidak suka terhadap orang dan
dengan cepat menghapusnya dari kontak(juga hidup) kita, kita justru telah
dengan mudah melewatkan orang yang ‘mungkin’ sebenarnya kita tunggu-tunggu,
orang yang tepat, namun datang dengan cara salah, sehingga sejak awal telah
menciptakan presepsi yang negatif.
Padahal kita gak
pernah tau, mungkin saja ketidaksukaan kita diawal hanyalah untuk menutupi
jatuh cinta sesungguhnya kita di masa depan? Kita gak pernah tahu… Selalu ada
kemungkinan seperti itu…
Kita justru terkadang
menciptakan presepsi positif kepada orang baru, karena sejak awal kita telah
merasa suka… akhirnya jadian…
Dan ternyata didalam
hubungan kalian nantinya, timbul sebuah hal-hal yang tidak diinginkan, sebut
saja ‘Hal yang tidak kita suka’, atau
lebih tinggi lagi tingkatannya ‘Hal yang
sangat tidak kita sukai’.
Namun karena tertutupi
oleh presepsi awal yang positif, hal-hal buruk tersebut menjadi semu di mata
kita, sampai akhirnya suatu saat kita menyadari bahwa kita sedang jatuh cinta
dengan orang yang salah.
Dan waktu-waktu yang
kita lalui dengan orang tersebut telah menjadi waktu penantian yang sia-sia
bagi orang yang tepat, orang yang sebenarnya lebih pantas berada dihati kita.
Waktu yang seharusnya
menjadi kesempatannya untuk mengisi hari-hari kita terbuang begitu saja karena
kita terlanjur memilih orang yang salah sebelumnya,
Sehingga mau tidak mau
ketika kita telah terikat suatu hubungan, meski dengan orang yang salah
sekalipun, kita harus professional dengan menutup hati, meskipun untuk orang
yang tepat.
Kalimat sebelumnya
keren juga ya? Hahaha
Gua aja gak nyangka…
Becanda men…
Oke, intinya sih
seperti hal nya sebuah tempat, yang sesederhana apapun itu, ketika dibauri
kenangan maka akan memiliki nilai,
Begitu juga dalam
percintaan, dengan orang seperti apapun, ketika diawal kita telah memberikan
presepsi tentang dia, maka akhirnya orang itu akan memiliki nilai di hati kita,
Kemungkinannya adalah
presepsi negatif kepada orang tepat…
Atau presepsi positif
kepada orang yang tidak tepat…
Tapi semoga, dengan
orang yang sekarang…
Kemungkinannya adalah
kita telah berpresepsi positif kepada orang yang tepat…
Sehingga sekarang atau
sampai kapanpun nanti, kita gak akan menyesal karena telah menutup hati buat
orang lain, karena hati kita telah dimiliki oleh orang yang tepat.
Karena selalu ada
kemungkinan ditempat baru, maupun dengan orang baru...
Tapi yang terpenting
adalah, semoga kita mendapatkan kemungkinan yang terbaik...
Jadi?
Tunggu apalagi?
Ini saat yang tepat untuk tersenyum…