Oke, selamat pagi buat kalian yang membaca ini dipagi
hari...
Selamat siang buat kalian yang membaca ini disiang hari..
Atau..
Selamat menikmati buat kalian yang sedang membaca ini
sepanjang hari.
Kini gua tahu, lo adalah salah satu penganggguran yang gak ada
kerjaan.
Ehm,
Gua nulis ini di kantor, di sudut sebuah ruangan yang
terletak dilantai 3, disamping jendela yang memberi jalan pada sinar matahari
untuk leluasa menyapa diri gua, menciptakan kenyamanan untuk menyampaikan
keresahan gua pada kalian.
Setelah kalian membaca paragraf sebelumnya, kini kalian tahu
kan kalau gua bukan bagian dari kalian? Para pengangguran yang gak ada kerjaan.
Tapi dikantor ini gua gak bekerja, gua sekedar menjalankan pkl yang diwajibkan
oleh kampus gua.
Ya, disini gua hanya duduk didepan laptop tanpa ada pekerjaan
yang harus gua lakukan. Ya, benar sekali, gua ini pengangguran yang sedang
menyamar.
Oke kita mulai aja pembicaraan kita,
Kita hidup di jaman yang kacau, jaman dimana bangunan penjara
telah berdiri kokoh di setiap kota. Ya, setiap kota punya penjara
masing-masing.
Penjara adalah tempat untuk menghukum orang yang bersalah.
Setelah seseorang membuat kesalahan dan melalui beberapa
tahapan, akhirnya orang itu dipenjarakan, berharap orang itu jera untuk tidak
mengulangi kesalahannya lagi, dan berfikir bahwa hukuman itu telah diukur
setimpal dengan kesalahan yang orang itu perbuat.
Ya, mau bagaimana lagi, itu memang sudah diatur oleh
undang-undang di negeri ini.
Gua heran, sebenarnya ‘KESALAHAN’ itu apa sih?
Apa itu adalah kata yang dibuat untuk menjadi ‘Monster’ ketika
kata ‘Kebenaran’ telah dianggap sebagai ‘Power Ranger’?
Ya, sepertinya memang begitu. Kalimat yang seharusnya mudah
dipahami orang orang-orang yang memiliki
IQ melati, seperti kata idola gua, Sujiwo Tedjo.
Kalau kata Sheilla On 7, ‘Kenapa ada sang hitam, bila putih
menyenangkan?’
Ya karena memang begitu aturannya, seperti halnya orang
salah harus dihukum. Itu udah bulat.
Dunia akan sangat indah ketika keteraturan berjalan
sempurna.
Ketika setiap orang tidak dengan mudah membuat kesalahan.
Ketika setiap mulut tidak mudah menciptakan ucapan yang bisa
menyakiti insan lainnya.
Ketika seluruh jiwa dan raga berfungsi dengan semestinya,
tak pernah disalah gunakan.
Mungkin ketika saat itu tiba, ‘Surga’ akan merasa iri pada ‘Dunia’.
Mungkin gua hanya sekedar berimajinasi untuk menciptakan
tempat yang lebih indah dari Surga itu.
Dan mungkin Tuhan pun akan dilema memberikan mimpi itu untuk
menghiasi tidur gua.
Oke, gua akan memulai imajinasi gua.
Dan untuk lo yang sedang membaca tulisan ini, gua harap lo
gak dilema untuk membantu gua memulainya.
Gua cuma butuh 1 hal.
Mari kita mulai.
Hal itu adalah,
Begini, ada 2 cara yang gua
ketahui. Yaitu, ‘MESIN’ dan ‘MANUAL’...
Dalam hal ini yang gua contohkan
adalah untuk dalam konteks menulis, oke? ‘MESIN’ seperti ‘Keyboard’ pada komputer. Dan ‘MANUAL’
seperti ‘Pena’. Oke? Paham?
Pilih yang kedua, yang manual,
Pena!
Tanamkan pemikiran bahwa hidup lo
seperti Pena!
Lo adalah Pena! Dan, lo, adalah,
Pena!
Oke sekarang didepan lo ada sebuah kertas dan lo harus
menorehkan tinta diatasnya. Menuliskan sesuatu untuk menyampaikan hal yang akan
dibaca oleh orang lain.
Dan gua anggap diri gua adalah keyboard. Gua juga akan
melakukan hal yang sama yang akan lo lakukan.
Oke, kita mulai...
...
...
...
Gua memulai..
..
..
..
Lo memulai..
..
..
..
Gua Selesai..
..
..
..
Ehm,
..
..
..
Hoamm,
..
..
..
Lo belum selesai, gua masih ada waktu untuk mengedit tulisan
gua agar tampak baik..
..
..
..
Lo masih belum selesai..
..
..
..
Huh..
..
..
..
AKHIRNYA LO SELESAI!
Oke pasti gua menang, dan lo pasti kalah jika tulisan kita
sama baiknya...
Gua lebih hebat dari lo, pena?
Jawabannya enggak..
Gua mungkin lebih cepat dari lo..
Tapi.. Itu gak berarti gua lebih baik dari lo..
Jadi, yang mau gua sampaikan dari hal ini adalah..
Dalam menjalani kehidupan ini anggaplah diri lo sebagai Pena..
Pena yang selalu berfikir sebelum meletakkan tintanya..
Pena yang tidak gegabah untuk memulai sesuatu..
Tidak seperti Keyboard yang bisa langsung memulai dan
leluasa mengedit di akhir tugasnya..
Pena tidak seperti itu, ia harus memikirkan letak sejak
awal, banyak pertimbangan yang harus dipertimbangkan sebelum memulai, karena
kesalahan akan merusak kertas yang ditulisinya.
Jadi, mulai sekarang lo harus menjalani kehidupan lo seperti
halnya pena menjalani kehidupannya.
Baik dalam dunia sosial, dunia kerja, atau bahkan dunia
percintaan, lo adalah pena yang berfikir sebelum membuat kesalahan.
Berfikir bahwa tidak belajar akan membuat nilai lo jelek..
Berfikir bahwa tidak ikut kegiatan sosial akan membuat lo
dikucilkan..
Berfikir bahwa datang tidak tepat waktu di tempat kerja akan
membuat lo ‘kecil’ dimata rekan kerja, bahkan atasan!
Berfikir bahwa, ketika lo ingin selingkuh, lo akan merusak
hubungan lo dengan sang kekasih, menciptakan gejolak pada hati kecil lo sendiri
sehingga akan mempengaruhi kehidupan lo secara keseluruhan.
Ya, berfikir untuk melakukan apa yang sebenarnya sudah baku
aja, tanpa berniat untuk melakukan kesalahan. Karena sebenarnya kesalahan
datang karena tidak berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu, sesimpel itu
saja.
Jangan seperti keyboard yang mudah memulai dan cepat
selesai, namun diakhir, ia harus mengedit. Dalam kehidupan, kata ‘Mengedit’ gua
samakan dengan memperbaiki diri. Perbaikan yang datang setelah menyesal.
Itu yang tidak dialami pena...
Karena sesuatu yang baik tidak butuh perbaikan..
Itu untuk pena yang sempurna..
Tapi seperti yang kita ketahui, masih banyak pena yang tetap harus berurusan dengan
penghapus..
It’s Okay..
Itu wajar..
Tapi ingat, jangan terlalu banyak menghapus, karena terlalu
banyak menghapus akan merusak kertas.
Begitu juga hidup, hati-hati diawal saja tidak cukup, jalani
dengan benar, agar tidak merusak kehidupan.
Pada akhirnya yang mau gua sampaikan adalah...
Jadilah Pena yang sempurna...
Untuk menjadi pelopor menciptakan jaman yang baru..
...Jaman dimana ‘Dunia’ lebih baik dari ‘Surga’.
No comments:
Post a Comment