Thursday, 19 March 2015

'Penyesalan' Hanyalah Mitos



Welcome to my paradise..
Where this sky so blue.. Where the sunshine so bright..
Sory itu bukan kalimat pembuka, gua cuma lagi check sound..
Ini baru kalimat pembuka. .
ehm..
mmm..
pembuka! hahaha
Becanda bro, becanda..

Apa kabar nih? Semoga dalam keadaan yang sehat walafiat baik jasmani maupun rohani..
Semoga masih jauh dari kegalauan dan kerinduan akan kebahagiaan. .
Itu basa-basi gua aja ya.
Kali ini gua akan membicarakan soal penyesalan.
             Penyesalan adalah fase dimana elo sedang menghadiri pesta pernikahan teman lo, dan ketika makan rendang, elo ngambil potongan paling besar, eh , ternyata malah lengkuas! Ya, itu memang nyesek. Tapi lebih nyesek lagi ketika teman lo itu menggoda lo dengan bertanya, 'Kapan Nyusul?'. Saat itu bibir terasa dingin, lidah menjadi kaku, mata mulai berkaca-kaca, kemudian elo kehilangan kontrol dan memeluk mertua mempelai wanita serta mencium keningnya penuh emosi! Tepat, lo ditangkap satpam! Lo digiring keluar! Dan lo dilempar begitu aja! Sakit? Penyesalan memang nyakitin..
Ehm,
Untuk memenangkan perang, elo harus menguasai medan...
Dan untuk mencapai tujuan, elo harus menguasai jalan...
Menguasai jalan dalam artian elo tahu jalan lain ketika buntu pada jalan utama. ngerti kan?
           Gimana ya, semacam kalo elo naik kendaraan, eh didepan lo jalanannya macet, kemudian lo belok kiri. Iya, semacam jalan pintas! jalan yang tetap akan mengantarkan lo untuk sampai pada tujuan utama, namun dengan cara yang berbeda. Sehingga elo gak perlu putar balik karena menyerah begitu aja.
Kehidupan juga soal tujuan dan bagaimana cara kita mencapainya..
Seperti kata pepatah, ada seribu jalan menuju cina..
Iya, seribu.. tapi kan gak disemua jalan ada alat transportasinya!
Jadi intinya, meskipun kita berganti jalan, namun harus tetap dalam jalan yang benar..
              Kalo jalan kita salah, bisa-bisa kita terlalu lelah sebelum sampai tujuan, hanya karena jalan itu ternyata jauh lebih panjang, dan akhirnya kita tidak sampai pada tujuan kita.
Atau bahkan apabila jalan yang kita pilih justru berlubang dan tidak layak pakai, bisa-bisa kita mati ditengah jalan, dan benar saja, kita tidak akan pernah sampai pada tujuan kita.
Kali ini gua bicara tentang efektifitas! Tentang bagaimana kita mencapai tujuan tanpa harus merasakan penyesalan.

Tanpa.. 
Harus.. 
Merasakan.. 
Penyesalan..

Mustahil? Memang..
Mari kita bicara kemustahilan..

Bagaimana sepasang kekasih saling mencintai.. Kalian memiliki tujuan membangun rumah tangga bersama, menikah!
Namun masih banyak waktu yang harus kalian lalui untuk tiba disana..
Menerima kekurangan pasangan?
Come on bro! itu sepele! Jawaban 'IYA' untuk kalimat pertanyaan itu harusnya udah ada sejak awal kalian menjalin hubungan.
Menerima kekurangan pasangan itu mudah..
Yang lumayan susah itu mempertahankan kelebihan kita dimata pasangan..
Gua bilang 'lumayan' ya, bukan susah..
Karena ada berbagai tahap yang akan dilalui oleh sepasang kekasih..
Tahap kenalan, sayang, pacaran, jatuh cinta, kemudian tahap dengan tingkat tertinggi, tahap MENCAPAI TITIK JENUH.
Tahap dimana elo mungkin mencoba menjadi pribadi lain atau menjadikan pasangan lo pribadi lain..
Tahap dimana elo mungkin menyerah sehingga putar balik, memulai dari awal, dengan pasangan baru yang bisa saja justru akan membuat lo putar balik lagi dan menyerah dalam tempo waktu yang lebih singkat dibanding bersama pacar lo sebelumnya.
Atau lo menyerah dan berhenti dijalan tanpa putar balik, patah hati berkepanjangan. Menunggu orang baru datang dengan sendirinya.
Semua mungkin.. Tapi tidak ada KEMUNGKINAN yang MENJAMIN..
Yang bisa MENJAMIN hanyalah KEPASTIAN..
Sehingga kalau lo masih kuat, gua saranin jalan terus bro! Genggam erat tangannya!
Kalian pasti bisa! Kalian hanya butuh jalan yang lain, jalan pintas, namun jalan itu harus tetap efektif..
Jalan disini berarti cara menjalani hubungan.. Cara lain yang bisa kalian lakukan ketika kalian berada dititik jenuh..
Tapi jangan sampai salah memilih jalan, tak perlu memaksa jadi  pribadi baru, dan jangan memaksakan pasangan lo jadi pribadi baru juga. Masalahnya bukan soal kepribadian, bukan soal itu. Toh bukannya kalian jatuh cinta karena kepribadian awal? Ya, seperti yang gua bilang diawal, kalian cuma perlu saling menjaga kelebihan dimata pasangan. Udah, itu aja. Boleh sedikit merubah diri, tapi jangan berlebihan! Karena berlebihan itu tidak baik..
Sampai akhirnya kalian sadar bahwa yang salah selama ini hanyalah cara, hanyalah 'Jalan'.
Dan seiring berjalannya waktu kalian masih saling menggenggam erat tangan pasangan untuk melewati titik jenuh. Dan ketika saat itu tiba, kalian telah berada pada tingkatan yang lebih tinggi!
Karena ketika sepasang kekasih telah melewati titik jenuh, ketika itulah mereka telah sampai pada titik kedewasaan dalam sebuah hubungan.
Ehm,
Tapi jangan puas diri dulu, ketika kalian sudah menikah nanti pun kalian akan merasakan titik jenuh lagi, tentu saja titik jenuh dengan tingkatan yang lebih tinggi.
Jangan putar balik! Lewati! Genggam tangannya lebih erat! Karena kehidupan memang soal peningkatan tak berbatas..
Saran gua, selalu pelajari kesalahan orang lain. Dan pertahankan kebenaran lo. Udah itu aja.
Sampai pada akhirnya lo akan merasakan kebahagiaan kembali. Kebahagiaan yang sempat memudar ketika kalian berada pada titik jenuh..
Benar kan? Kebahagiaan itu tidak akan pernah hilang, hanya sekedar memudar saja. Kalau sampai kebahagiaan itu tidak ada, itu bukan hilang, tapi lo yang membuang!
Akhir kata, kalo kita bisa menguasai jalan menuju tujuan.........
kata PENYESALAN hanya akan menjadi MITOS......

No comments:

Post a Comment