Hai,
lagi baca ya?
Thanks
ya udah meluangkan waktu untuk hadir di tulisan kali ini.
Tulisan kali ini berbeda dengan
tulisan-tulisan sebelumnya, karena tulisan kali ini akan menuangkan keresahan
gua selama lebih dari 3 tahun belakangan ini.
Oke
mari kita mulai,
Sebelumnya perkenalkan, gua adalah
mahasiswa D3 Akuntansi di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Jogja, dan
saat gua menulis ini, gua telah mencapai semester 7.
Perlu
kalian ketahui, normalnya pendidikan D3 dilalui selama 6 semester, dan kalian
gak salah tadi, gua berada disemester 7.
Sebenernya
gak buruk-buruk amat sih, kalo ditanya orang,kerabat, atau keluarga 'Kamu semester berapa?'
'Tujuh!'
'Bukannya kuliah D3 itu 6
semester?'
'Oh iya emang, tapi sekarang ada
program baru, jadi kalau lulusnya lebih lama, peluang kerjanya lebih tinggi.
Kalo 8 semester, itu artinya D3 nya udah setara S1, kalo 12 semester, itu udah
kaya S2. Gitu'
Gua sih selalu konsisten menjawab seperti
itu. Meskipun seluruh dunia juga tahu, semakin lama lulus kuliah, kemungkinan
diterima kerjanya lebih sedikit dibanding yang lulus normal. Tapi, apa salahnya
berbohong(demi harga diri)?
Dan
penulisan gua berkaitan dengan itu.
Oke,
jadi terutama buat yang lagi kelas 3 SMA, tolong
resapi segala keresahan gua ini.
Ehm,
Alasan
utama kenapa gua belum lulus adalah, gua salah memilih jurusan.
Dan dalam kata 'Salah memilih
jurusan' barusan, masih akan dibagi menjadi dua sub kata lagi yaitu,
1.
Salah memilih jurusan ketika SNMPTN
Perlu kalian pertimbangkan terlebih
dahulu apa yang menjadi minat kalian. Kalau kalian suka melawan monster, itu
artinya kalian harus masuk jurusan ultramen. Kalau kalian suka otomotif, kalian
harus masuk jurusan tamiya. Atau kalian suka genjreng-genjreng gitar sambil
nyanyi sekeras-kerasnya, itu artinya kalian harus naik bus jurusan Pulogadung
untuk mencoba menjadi pengamen profesional.
Disini kesalahan gua adalah memilih
jurusan yang tidak tepat sejak awal. Minat gua ada pada 3 bidang, yaitu
olahraga, musik, maupun sastra. Tapi, ketika melakukan SNMPTN, yang gua pilih
adalah jurusan Ilmu Politik dan Hukum. Ngaco abis. Karena pikir gua saat itu
begini, 'Buat apa sih kuliah di tempat yang gua udah merasa hebat. Gua pengen
belajar, cari pengalaman lain'. Gua tegaskan, Jangan mengulangi pemikiran yang
sama seperti gua! Karena percaya sama gua, lebih baik memiliki satu pisau yang
tajam dibandingkan memiliki ribuan pisau tumpul. Jadi, tempat terbaik untuk
orang berbakat adalah tempat pengasahan bakat. Sekali lagi, asah bakatmu di
tempat yang tepat! Jangan pernah memilih jurusan yang salah ketika SNMPTN.
2.
Salah memilih jurusan ketika gagal lulus SNMPTN
Buat cewek, gagal lolos SNMPTN
adalah pertanda bahwa air mata siap mengalir di pipinya. Kata demi kata juga
perlahan akan dicurahkan kepada teman baiknya. Dimana ia merasa gagal memenuhi
ekpektasinya. Bisa juga tangisan itu karena kini hak dia untuk menerima uang
jajan telah hilang, setelah mamanya malu anaknya gagal SNMPTN, mamanya akan
bilang, 'Gara-gara kamu, mama malu datang
ke perkumpulan PKK! Mama akan mengurung diri dirumah sampai teman-teman mama
menua dan pikun!'. Oke, sepertinya itu berlebihan. Buat para cewek, yang
gua tahu, orang tua akan selalu mendukung saat kalian terjatuh. Jangan putus
asa. Balas dukungan tersebut dengan bangkit dan beri mereka kebanggaan suatu
hari nanti.
Buat cowok, gagal lolos SNMPTN sama
sekali bukan merupakan aib. Mereka akan tampak biasa saja. Mereka akan tetap
keluyuran setelah malam pengumuman kegagalan. Mereka akan bermain futsal dengan
teman-temannya dengan riang gembira seakan tidak terjadi apa-apa. Prinsip cowok
sih gini, 'Lebih baik gak lolos SNMPTN daripada tim sepakbola kesayangannya kalah'.
Cowok emang hebat. Sayangnya yang gua dukung adalah Liverpool, tim yang tidak
pernah juara selama 25 tahun belakangan ini. Jadi, perlu kalian ketahui malam
ini Liverpool kalah(lagi). Dan karena kekalahan itu, gua teringat kegagalan
lolos SNMPTN. Akhirnya, seperti cewek, cowok juga akan menangis, dengan caranya
sendiri.
Dua paragraf diatas adalah tentang
bagaimana cewek dan cowok menghadapi kegagalannya. Dengan tangisan, maupun
dengan menyembunyikan tangisan. Oke silahkan menangis, beri sedikit waktu pada
dirimu untuk menyesal dan melakukan peratapan, kemudian donasikan sisa waktumu
untuk mempersiapkan kebanggaan dimasa depan.
Yang dilakukan setelah tahu dirinya
gagal SNMPTN adalah mencari informasi tentang universitas swasta. Biasanya
dalam titik ini, seseorang akan membuka laptopnya untuk browsing, membuka
gadget nya untuk menanyakan teman-temannya yang juga gagal, atau menelpon
saudaranya yang telah berkuliah terlebih dahulu. Itu manusiawi. Tapi sangat gua
tekankan, jangan lakukan semua itu! Sekali lagi jangan!
Beri sedikit waktu untuk refreshing
agar pikiran bersih dan jiwa telah berasa tentram. Pastikan sudah tidak ada
emosi negatif yang tersisa akibat kegagalan kemarin. Setelah semua pasti, baru
tiba saatnya untuk memilih Universitas Swasta atau melakukan penungguan untuk SBMPTN
bahkan SNMPTN tahun berikutnya. Dan ketika masa itu tiba, persiapkan dirimu
lebih matang dan lakukan berbagai hal positif untuk mengisi kekosongan. Sekali lagi,
apabila memilih Universitas Swatsa, pilih yang sesuai minat dan bakatmu!
kemudian pilih yang menjamin akreditasi paling tinggi. Pada era ini, sangat
mudah kok menemukan Universitas Swasta dengan akreditasi A. Kalian pasti bisa.
Ehm,
Gua adalah contoh dari orang yang
gagal SNMPTN, lalu menelpon teman 'Elo mau daftar kuliah dimana?'
'Di xxxx. Jurusan Akuntansi',
katanya sambil menyebutkan sebuah nama Universitas.
'Oke gua juga ah. Besok gua jemput
untuk daftar'
'Oke gua tunggu'
Bisa
kalian tebak, gua sangat menyesal hari ini. Buang jauh-jauh fikiran bahwa 'Kuliah akan bahagia jika bersama teman satu
SMA'.
Enggak men! Kalian hanya akan dekat
saat masa-masa awal kuliah. Dia akan dapat teman baru! Dan Elo akan dapat teman
baru! Dan rasa sakit akan menyapa lo ketika elo menjadi salah satu orang yang
menyalaminya ketika dia wisuda! Sedangkan elo masih harus menghadapi semester
7! Oke, yang terakhir gua curhat. Tapi intinya, siapapun elo yang baca tulisan
ini. Gua gak mau elo curhat seperti gua ini dimasa depan. Gua ingin setiap
orang mendapatkan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Dan sekali lagi,
kalian bisa sukses dengan syarat mengawali dengan benar. Dan semoga paduan dari
mahasiswa D3 semester 7 ini berguna untuk kalian.
Bentar
gua minum dulu. Haus bro.
Em,
Kita
mulai lagi, kali ini lebih serius, khususnya bagi teman seperjuangan gua.
Bagi kalian yang merasa salah
jurusan, sebelum waktu jauh membawa kalian ketempat yang kelak membuat kalian
tidak nyaman setiap harinya, berhentilah! Keluar dan pindah jurusan adalah pilihan
yang tepat...
Tapi jika kalian merasa kalian masih
ingin berjuang mengalahkan rasa tidak nyaman, berjuanglah! Jalani semua dengan
ikhlas, selesaikan kuliahmu, penuhi tanggung jawabmu kepada orang tua! Seperti
tidak menyerah adalah pilihan yang bijak...
Gua
adalah orang yang meninggalkan pilihan yang tepat tersebut untuk menjalankan pilihan
bijak diatas.
Kalo
kalian mengikuti apa yang gua lakukan, gua akan memberi tahu kalian sebuah
resiko yang sangat besar, yaitu,
'KAMU
AKAN MEMBENCI SEBAGIAN WAKTU DARI SETIAP HARIMU DIMASA DEPAN'
Karena konsep salah jurusan adalah
memilih jurusan yang ternyata tidak disukai, dan kesalahan itu akan dibawa
sampai ketika akhirnya lulus dan bekerja, bekerja untuk melakukan pekerjaan
yang tidak dia sukai adalah tingkat terendah dari pekerjaan manusia, hanya
sedikit lebih tinggi tingkatannya dibandingkan melakukan pekerjaan haram. Itu
pendapat gua.
Oke, gua gak akan PHP. Gua gak akan
menjelaskan panjang lebar suatu kebencian, tanpa memberi masukan/saran tentang
cara menghilangkan kebencian tersebut.
Saran gua adalah, ketika kamu salah
jurusan dan masih ingin berjuang menaklukannya, luangkan sedikit waktu pada
setiap harimu untuk melakukan sesuatu yang 'kamu percaya' bisa diandalkan untuk
menolongmu di masa depan. Sebagai contoh, mahasiswa yang gemar menyanyi akan
terus melatih suaranya sampai akhirnya dia juara di ajang pencarian bakat.
Bakatnya tersebut akan membantunya keluar dari segala ketidaknyamanannya selama
ini. Gua adalah orang yang paling percaya bahwa setiap orang dilahirkan didunia
dengan bakat alaminya masing-masing. Jadi mulai sekarang, Bernyanyilah!
Menulislah! Olahragalah! Berdansalah! Berbisnislah! dan yang terutama
BERJUANGLAH!
Kuliah itu seperti menanam buah.
Apabila ia menanam bibit yang ia sukai, ketika pohon dan buah mulai tumbuh, ia
akan terus menikmatinya. Apabila dia menanam bibit yang salah, ia mungkin harus
menebangnya, mengganti dengan bibit lainnya, atau mungkin juga tetap menunggu
sampai pohon tersebut berbuah matang, kemudian memaksa diri untuk memakan buah
tersebut, yang mungkin saja enak, dan akhirnya dia menyukainya. Apapun itu,
sebelum terlambat, pilihlah bibit terbaik untuk menghasilkan buah yang memang
benar-benar kamu sukai.