HALO SEMUA!
Apa kabar????
Masih bisa tertawa?
Atau... minimal masih bisa tersenyum kan?
Syukurlah...
Itu tandanya lo punya alasan untuk bahagia bukan?
Atau
jangan-jangan senyum maupun tawa yang hadir itu untuk menutupi ketidakbahagiaan
selama ini?
Semoga aja enggak...
Jangan
pernah menyalahi kodrat...
Kalo sedih ya nangis, kalo seneng ya senyum...
Sesimpel itu aja...
Atau lo udah gak butuh alasan untuk bahagia?
Lo
mampu tersenyum kepada siapapun(dan apapun) yang lo temui...
dan lo bisa tertawa
bersama semua(baik benda hidup maupun benda mati)?
Oke, kalo udah sampai pada
level itu, sebaiknya jangan diterusin baca tulisan ini, mending berkemas-kemas
sekarang, silahkan lari sekarang!
CEPAT!
Karena gua yakin detik-detik setelah
ini akan menjadi saat yang menegangkan antara elo dengan petugas rumah sakit
jiwa yang saat ini sedang mencari-cari persembunyian lo...
Ehm,
Dari sekian banyak pembaca gua yang “gila” dan
beberapa yang benar-benar GILA, kita bisa mengambil kesimpulan untuk memulai
bersyukur dan berbahagia karena masih diberikan anugerah berupa akal dan
pikiran, yang akan menjadi alasan terbesar mengapa kita bisa tersenyum dan
tertawa pada saat yang TEPAT.
Oke, mulai sekarang berbahagialah bro!
Cek..
1..
2...
Penulisan kali ini terasa sangat berbeda bagi gua,
karena untuk pertama kalinya gua menulis di luar pulau jawa.
Tebak coba gua
nulis dimana?
Bandung? Bukan.. itu masih pulau jawa!
Aljazair? NO! Kejauhan!
Pedalaman Mongolia?
STOP! Ngaco abis...
Oke, gua kasih tau sekarang... gua ada di Lampung!
Buat yang belum tau, Lampung adalah salah satu nama
kota di pulau Sumatera...
Oke, buat yang agak kepo...
Gua kasih tau dikit...
Lampung adalah kota masa kecil gua...
Dan seperti halnya kembali ketempat lama, gua
terpaksa mengingat kembali sejarah lama gua di tempat ini...
Dan itu semua akan
sesuai dengan topik penulisan gua kali ini...
Oke kita mulai...
Kalian semua pasti mengenal Doraemon!
Oke gua ralat,
mengetahui... bukan mengenal..
Doraemon yang datang dari abad 22 dengan mesin
waktunya. Membawa kecanggihan pada masa depan ke masa dimana Nobita berada.
Kita gak akan membahas berapa harga Orderdil Doraemon...
Dan kita juga gak akan
membahas berapa total uang jajan yang diterima Nobita setelah menjalani kelas 5
SD selama berpuluh-puluh tahun...
Yang akan kita bahas adalah ‘MESIN WAKTU’...
Mesin waktu adalah mesin yang bisa membawa kita
menuju waktu yang ingin kita tuju, baik itu ke masa lalu, atau bahkan ke masa
depan...
Para Ilmuwan setiap harinya bekerja untuk
menciptakan konsep mesin waktu seperti itu, berharap namanya tertulis pada buku
sejarah sebagai ilmuwan terhebat sepanjang masa karena menemukan apa yang
selama ini dicari oleh peradaban manusia...
Mungkin jika ada banyak orang yang menentang adanya
pencarian itu, gua adalah salah satunya...
Dan jika hanya ada satu orang yang menentang, itu
adalah gua!
Dan jika tidak ada sama sekali penentang adanya itu,
itu artinya.... gua berubah fikiran... wkwk :v
Oke kita mulai pembicaraan kita tentang mengapa gua
tidak setuju mesin waktu segera ditemukan...
Perjalanan gua ke Lampung juga tentang perjalanan
kembali ke masa kecil...
masa dimana gua bebas bercita-cita...
masa dimana gua gak
punya batasan untuk bermimpi...
dan juga masa dimana gua gak pernah mengenal apa itu putus
asa...
Untung nya gua kembali ke tempat ini dengan bus
Putra Remaja. Meskipun letih karena melakukan 32 jam perjalanan setelah
biasanya hanya 24 jam karena macet dan berbagai alasan, setidaknya gua masih
bersyukur karena ketika sampai di rumah lama gua, gua gak bertemu dengan diri gua
ketika kecil.
Coba aja kalo gua melakukan perjalanan dengan mesin
waktu yang telah ditemukan, setelah letih di perjalanan, sesampai nya di tempat
tujuan gua akan bertemu dengan gua ketika kecil.
Mungkin kira-kira percakapan inilah yang terjadi...
‘Halo nicko kecil..’
‘Kamu siapa?’
‘Aku nicko dewasa...’
Suasana mendadak sunyi senyap... hanya terdengar
lirih suara getaran dada dari nicko kecil...
Kemudian dia berteriak lantang ‘AYAAAAAHHHH!!!!’
Ya, nicko kecil hanya akan berteriak untuk mengadu
jika bertemu dengan hal yang tidak dia sukai...
Tepat, dia gak menyukai gua versi dewasa...
Ehm, itu hanyalah salah satu alasan wajar kenapa gua
gak suka mesin waktu ditemukan...
Ya karena gua akan dibenci oleh banyak diri gua
dalam beberapa versi masa lalu...
Sebagai umat manusia yang tidak bisa terlepas dari
takdir, mendahului ataupun mengulang untuk mengubah takdir adalah hal yang
HARAM...
Oke itu tadi adalah penjabaran alasan dari diri gua
secara khusus...
Sekarang mari kita tarik kepada permasalahan kita secara
umum...
Cermati kata demi kata yang gua tulis setelah ini...
Beberapa dari kita sedang terlibat masalah besar
pada sekolah, kuliah, karir, bahkan kehidupan pribadi...
Bayangkan jika ada
waktu khusus bagi kita untuk mengunjungi kita di masa kecil...
Mungkin ketika saling bercakap-cakap, kita akan
berbagi tawa lebar dengan kita versi kecil...
Namun sayangnya konteks ‘Tertawa’
kali ini bukan berarti bahagia dengan bercanda tawa, tapi ‘Saling Menertawakan’
dalam arti sebenarnya...
Diri kita versi kecil akan menertawakan diri kita karena
gagal meraih cita-cita polosnya, tak mau kalah, diri kita akan menertawakan
anak kecil itu karena bercita-cita terlalu tinggi.
Kira-kira seperti ini
gambarannya
Versi Kecil :
“Hahahahahahahaha”
Versi Dewasa :
“Kenapa kamu ketawa?”
Versi Kecil :
“Kamu pecundang...”
Versi Dewasa :
“Apa? Pecundang? Aku ini Insinyur! Aku ini hebat! Aku sarjana S3 tiga kali!”
Versi Kecil :
“Mana Jubah Astronotmu? Hahahaha pecundang”.
Oke itu percakapan
antara 2 orang sukses di masa nya masing2 ya...
Sangat banyak percakapan buruk
lainnya yang gak ingin gua bahas, seperti ketika kecil bercita-cita jadi
dokter, saat sudah dewasa justru terlonta-lonta dengan penyakitnya, karena di
masa remaja dia tidak belajar sungguh-sungguh dan hidup tidak sehat. Setidaknya
saling menertawakan kedua orang dalam dua versi itu mampu membuat kita sedikit
terpacu untuk mensukseskan cita-cita kita semasa kecil.
Karena malu
ditertawakan anak kecil, akhirnya kita berpamitan dan berencana untuk pergi ke
masa depan untuk ‘niat buruk’ menertawakan diri kita versi tua, karena kita
yakin, diri kita itu lebih sengsara dari pada diri kita saat ini.
Akhirnya kita tiba di
masa depan, dan betapa kagetnya kita bahwa ternyata diri kita di masa depan
hanya berupa gundukan tanah yang
ditumbuhi batu nisan.
Saat itu juga rencana kita untuk tertawa lebar
berubah drastis menjadi derasnya air mata...
karena kini kita mulai tahu, untuk
bercita-cita ternyata butuh batasan waktu...
seperti halnya ada deadline dari
dosen/guru untuk kita menyelesaikan tugas-tugas kita, Tuhan juga memberikan
dead line berupa DEAD DAY yang membuat kita berfikir ribuan kali untuk
menyia-nyiakan waktu kita...
karena ternyata waktu hidup begitu
berharga, sehingga kini kita terpacu lagi untuk melanjutkan mimpi anak kecil yang
kita temui sebelumnya...
Gimana? Udah mulai
mual?
Mau muntah baca tulisan
ini?
Tahan dulu... Kita
menuju ke topik idaman para pecinta FTV, yaitu percintaan...
Cieee... mukanya merah
tuuhhhh...
Ululululululu puja
kulit kerang ajaib!!!!!!
Ehm,
Ketika mesin waktu
ditemukan kelak, akan ada wisata jelajah waktu, dimana kita yang biasanya dengan
pasangan hanya mengunjungi restoran maupun bioskop, kini punya pilihan lain
untuk meluangkan waktu bersama, yaitu ke masa depan...
Kalian yang sudah
pacaran selama 5-10 tahun ingin melihat semewah apa pesta pernikahan kalian di
masa depan.
Dan setibanya di depan wisata mesin waktu, pasangan kalian berkata kepada petugas mesin waktu, ‘Ke hari
pernikahan saya pak...’
Beberapa saat kemudian
kalian tiba di gedung mewah yang begitu tinggi dengan berbaur dengan ribuan
tamu yang datang menghadiri pesta pernikahan yang kalian tuju.
Pasangan kalian
menatap kosong kearah dimana pengantin berdiri, ia mendapati dirinya dimasa
depan sedang tersenyum, seakan tatapan itu berbicara bahwa ‘Akhirnya aku
menikah’, dan dia bahagia.
Tapi begitu diri kita ikut melihat ke arah
tatapannya, teryata yang kita lihat bukan diri kita yang ada di sisinya,
melainkan orang lain.
Saat itu juga mata mulai berkaca-kaca, genggaman tangan
pada pasangan yang semula kita lakukan dengan erat, ketika tiba pada momen itu
perlahan-lahan genggaman tersebut terlepas sampai tidak ada sentuhan lagi
antara kita dan pasangan kita.
Kalian pun saling menatap dengan kepedihan yang
amat dalam...
Karena belum puas,
akhirnya kita memutuskan untuk datang ke hari pernikahan kita, mengajak sang
pasangan saat ini bersama kita kesana.
Dan setibanya disana, kalian menangis
lagi sejadi-jadinya...
Memang benar pasangan
kita ada mendampingi kita, namun di dekat batu nisan kita, dengan tangisan nya
yang begitu pedih...
Akhirnya kita
menyesal...
Akhirnya kita mengutuk
penjelajahan waktu..
Dan akhirnya kita
berharap lagi bahwa mesin waktu tidak pernah di temukan...
Ehm,
Biarkan Rahasia Tuhan
selamanya menjadi Rahasia...
Kita hanya perlu
bersyukur...
Karena sampai detik
ini...
Mesin waktu belum
ditemukan...
Dan semoga mesin waktu
tidak akan pernah ditemukan...
Sekali lagi, agar kita
bisa menangis dan tertawa disaat yang TEPAT...
Bersama takdir tuhan...