Sunday, 22 March 2015

Zona Nyaman Itu Semu



Teruntuk semua jiwa yang perlahan merapuh karena terbawa kenikmatan sejenak..
Sejenak,
Bahagia bukan perasaan yang lahir karena ada senyuman yang terkembang..
Atau ada tawa yang tertuang..
Atau karena kita berkata,'Aku Bahagia..'
Bahagia tidak sesederhana itu..

                Ada seseorang yang sedang tertunduk lesu, didekat jendela, meratapi derasnya hujan yang seakan sedang berlomba dengan derasnya air mata yang mengalir dipipinya..
                Seseorang yang telah berhasil berbohong pada jiwa lainnya namun justru semakin merasa semakin jujur pada jiwanya sendiri, bahwasanya kata 'aku bahagia' yang telah ia katakan pada teman, pacar, serta semua penghuni dunia maya membuat kata 'Aku Tidak Bahagia' yang tidak dia ucapkan semakin terdengar keras mengguncang jiwanya.
Seseorang yang merasa kehilangan apa yang selama ini dia miliki..
Seseorang yang sedang merasa diacuhkan, diabaikan, dan merasa tidak dianggap ada.
Jelas, ia tidak bahagia..

                Disudut lain di tempat yang berbeda, seseorang sedang menatapi kaca, meratapi betapa indahnya wajahnya sendiri sambil memuji didalam batin..
Dia memuji keindahan yang selama ini sebenarnya hanya menutupi rendahnya ia di mata masa depan..
Dan kebahagiaannya saat ini hanya untuk menyembunyikan ketidakbahagiaannya dimasa depan..
Jelas, ia tidak bahagia..

Dua orang tadi adalah sepasang kekasih..

Seorang pertama yang sedang merasakan ketakutan..
Ia merasa pasangannya berubah..
Rasa bahagia yang dia rasakan karena selalu dimanja hilang begitu saja..
Dan dia sedang menyesal karena baru saja berkata 'Aku Gapapa' kepada kekasihnya saat mendapat pertanyaan,'Kamu kenapa?'
Padahal, jelas, dia kenapa-napa..
Dan jelas, dia tidak sedang bahagia..

Kemudian seseorang yang tadi menatapi dirinya didepan cermin masih dalam keadaan yang sama..
Namun dengan tatapan yang kali ini berkaca-kaca, jelas itu adalah tatapan yang berbeda..
Dia sedang menyadari bahwa ia telah melewatkan beberapa hal..

"Dia lupa bahwa ia pernah bermimpi untuk bahagia..", mimpinya saat masih sendiri.
"Dan dia lupa bahwa ia pernah berjanji untuk membahagiakan..", yang dia ucapkan saat menyatakan cinta pada kekasihnya, beberapa waktu lalu, beberapa waktu yang cukup lama telah berlalu.

Cermin yang dia pakai untuk menatapi wajahnya sendiri, perlahan ia genggam lebih erat..
Dia merasa bersalah..
Dia terlena..
Waktu telah membuatnya lupa akan mimpi dan janjinya..
Rasa bahagia semu yang dia rasakan selama ini membuat ia lupa akan tanggung jawab besarnya..
Bahagia karena status 'berpacaran' membuatnya terlena pada zona nyaman..

Zona nyaman yang ternyata bisa membuat masa depannya sangat tidak nyaman..

                Karena bagaimanapun juga ketika seseorang sudah terlena di zona nyaman itu, ia cenderung berusaha mempertahankannya, tanpa berusaha mencari tahu apakah ada tingkatan diatas zona yang sedang ia nikmati itu..

Beruntung ia tidak melewatkan hal yang paling penting, kesadaran..

Akhirnya ia sadar bahwa selama ini ia sedang bahagia ditempat yang salah..
Dia sadar akan hal itu..
Kesadaran yang membuatnya meninggalkan cermin dan berniat mengambil telpon miliknya untuk menelpon kekasihnya..

Namun teleponnya berdering terlebih dahulu..
Membuat jantungnya berdering lebih cepat, 'Ada apa gerangan?'

'Halo.. Kenapa?', tanyanya.
'Aku ingin berhenti', jawab kekasihnya sambil terus memandangi hujan diluar jendela yang mulai mereda.

Perlahan-lahan pun dia meninggalkan zona nyaman untuk kembali ke zona tidak nyaman..
Akhirnya ada penyesalan yang datang..
Ehm,
                Sebenarnya niatan gua nulis semua yang diatas hanyalah sebagai kata pembuka, eh malah jadi kalimat pembuka, jadi paragraf pembuka..
Akhirnya, gua namakan semua tulisan diatas sebagai tulisan pembuka..
Pembuka nurani yang mungkin sedang bersembunyi pada kebahagiaan semu yang lo miliki saat ini..

Bahwa gua akan bilang, Zona Nyaman itu semu..
Sebahagia apapun lo sama pacar lo sekarang, itu gak akan menentukan kebahagiaan lo sama dia esok hari..
Sama sekali enggak..
Bisa aja disaat elo sedang terbawa mimpi indah karena tadi malam sebelum tidur mendengar ucapan selamat tidur dari pacar, esok harinya.. kalian malah putus..
Who know's?

                Atau ketika lo udah pacaran 1,2,3,4,5,6,7,8,9, atau bahkan 10 tahun. Itu gak menjamin lo akan menjadi orang yang berdiri disampingnya mendampinginya dipelaminan untuk menjabat para tamu undangan yang datang di tahun ke 11.. Sama sekali tidak ada yang dapat menjamin, sama sekali tidak..
                Apa yang akan lo lakuin ketika ditahun ke 11 ternyata elo menjadi orang yang menjabat tangannya ketika ia berdiri dipelaminan bersama pasangannya yang selama ini secara diam-diam bekerja keras?
Menjadi orang yang menerima undangan?  
Ya, akhirnya jabat tangan lo kepadanya akan menjadi jabat tangan perpisahan..
Dan jabat tangan lo kepada pasangannya akan menjadi 'ucapan selamat' yang mengakhiri perjuangan kerasnya selama ini..
                Oleh karena itu, seharusnya lo yang udah punya pacar jangan pernah meremehkan orang yang saat ini lo anggap jomblo, karena sebenarnya mereka lebih dari sekedar jomblo, mereka adalah orang yang sedang dalam proses menuju zona nyaman dari zona tidak nyaman yang sedang mereka jalani..
Tapi sebentar..
Bukannya sebelum punya pasangan, elo juga jomblo kan? Iya kan?

Itulah..
Terkadang orang yang sudah terlepas dari zona tidak nyaman dan meraih zona nyaman terlalu cepat berpuas diri..

Terlalu cepat puas ketika pasangan menjawab 'I LOVE YOU TOO' setelah lo berkata 'I LOVE YOU'..
Terlalu tenang ketika pasangan lo tersenyum setelah mendengar lo berjanji akan memberikan segalanya untuknya..
Terlalu bahagia ketika pasangan lo mengingatkan lo soal makan, mandi, tidur, bahkan cuci kaki!

TANPA LO SADARI ADA TANGGUNG JAWAB BESAR DIBALIK ITU SEMUA!!!

Ketika lo berkata bahwa lo cinta sama dia, CINTAI DIA!
Ketika lo berkata bahwa lo akan menikahinya, PERJUANGKAN DIA!

Jangan pernah merasa cepat puas, terlena dan sebagainya.. Jangan pernah biarkan rasa itu mengubah lo menjadi pecundang..
Menjadi pecundang yang selalu mengingkari janji..

Lo harus sadar bahwa ketika lo merasa sangat bahagia berada di zona nyaman, sebenarnya kebahagiaan itu kesemuan belaka..
Karena rasa bahagia yang semu itu hanya akan membuat lo lupa bahwa diatas zona nyaman masih ada zona istimewa..

Zona yang akan lo capai setelah selesai mengucap ijab qabul dan menyerahkan mahar..
Zona yang akan lo capai setelah para undangan pernikahan lo pulang meninggalkan ucapan selamat..
Zona yang akan lo capai setelah pasangan yang biasanya membalas sms lo kini menjadi pasangan yang selalu mengucapkan aamiin setelah lo selesai membaca Al-fatihah..
Zona yang akan lo capai setelah lo mengumandangkan adzan ditelinga bayi kecil yang baru saja lahir dari rahim pasangan lo..
Zona ketika lo menghadiri wisuda anak lo bersama pasangan lo..
Zona ketika pada akhirnya lo menjadi wali pada pernikahan anak lo..
ITU ZONA ISTIMEWA!

Zona yang tidak akan pernah lo capai begitu saja dengan berdiri di Zona nyaman.
Zona Istimewa adalah zona yang hanya bisa dicapai dengan cara keluar dari Zona nyaman dan berlari meninggalkan zona itu..

Karena harus ada yang dikorbankan untuk mendapatkan apa yang diinginkan..
Dan hasil tidak akan pernah menghianati prosesnya..

Setidaknya hal besar itu yang gua dapatkan selama menjadi mahasiswa akuntansi, sekecil kata Opportunity Cost..
Mengorbankan kebahagiaan semu sesaat untuk kebahagiaan nyata yang akan lo dapatkan..
Menggenggam tangan pasangan lo.. Mengajaknya meninggalkan Zona Nyaman serta sama-sama berjuang menuju Zona Istimewa..

Sebelum lo sampai pada Zona Istimewa dan masih terlena pada Zona Nyaman..

Lo bukan 'apa-apa'.. 

Ayo, jadilah 'apa-apa'.. 

Untuk masa depan kalian yang jauh lebih baik.. di Zona Istimewa..

Thursday, 19 March 2015

'Penyesalan' Hanyalah Mitos



Welcome to my paradise..
Where this sky so blue.. Where the sunshine so bright..
Sory itu bukan kalimat pembuka, gua cuma lagi check sound..
Ini baru kalimat pembuka. .
ehm..
mmm..
pembuka! hahaha
Becanda bro, becanda..

Apa kabar nih? Semoga dalam keadaan yang sehat walafiat baik jasmani maupun rohani..
Semoga masih jauh dari kegalauan dan kerinduan akan kebahagiaan. .
Itu basa-basi gua aja ya.
Kali ini gua akan membicarakan soal penyesalan.
             Penyesalan adalah fase dimana elo sedang menghadiri pesta pernikahan teman lo, dan ketika makan rendang, elo ngambil potongan paling besar, eh , ternyata malah lengkuas! Ya, itu memang nyesek. Tapi lebih nyesek lagi ketika teman lo itu menggoda lo dengan bertanya, 'Kapan Nyusul?'. Saat itu bibir terasa dingin, lidah menjadi kaku, mata mulai berkaca-kaca, kemudian elo kehilangan kontrol dan memeluk mertua mempelai wanita serta mencium keningnya penuh emosi! Tepat, lo ditangkap satpam! Lo digiring keluar! Dan lo dilempar begitu aja! Sakit? Penyesalan memang nyakitin..
Ehm,
Untuk memenangkan perang, elo harus menguasai medan...
Dan untuk mencapai tujuan, elo harus menguasai jalan...
Menguasai jalan dalam artian elo tahu jalan lain ketika buntu pada jalan utama. ngerti kan?
           Gimana ya, semacam kalo elo naik kendaraan, eh didepan lo jalanannya macet, kemudian lo belok kiri. Iya, semacam jalan pintas! jalan yang tetap akan mengantarkan lo untuk sampai pada tujuan utama, namun dengan cara yang berbeda. Sehingga elo gak perlu putar balik karena menyerah begitu aja.
Kehidupan juga soal tujuan dan bagaimana cara kita mencapainya..
Seperti kata pepatah, ada seribu jalan menuju cina..
Iya, seribu.. tapi kan gak disemua jalan ada alat transportasinya!
Jadi intinya, meskipun kita berganti jalan, namun harus tetap dalam jalan yang benar..
              Kalo jalan kita salah, bisa-bisa kita terlalu lelah sebelum sampai tujuan, hanya karena jalan itu ternyata jauh lebih panjang, dan akhirnya kita tidak sampai pada tujuan kita.
Atau bahkan apabila jalan yang kita pilih justru berlubang dan tidak layak pakai, bisa-bisa kita mati ditengah jalan, dan benar saja, kita tidak akan pernah sampai pada tujuan kita.
Kali ini gua bicara tentang efektifitas! Tentang bagaimana kita mencapai tujuan tanpa harus merasakan penyesalan.

Tanpa.. 
Harus.. 
Merasakan.. 
Penyesalan..

Mustahil? Memang..
Mari kita bicara kemustahilan..

Bagaimana sepasang kekasih saling mencintai.. Kalian memiliki tujuan membangun rumah tangga bersama, menikah!
Namun masih banyak waktu yang harus kalian lalui untuk tiba disana..
Menerima kekurangan pasangan?
Come on bro! itu sepele! Jawaban 'IYA' untuk kalimat pertanyaan itu harusnya udah ada sejak awal kalian menjalin hubungan.
Menerima kekurangan pasangan itu mudah..
Yang lumayan susah itu mempertahankan kelebihan kita dimata pasangan..
Gua bilang 'lumayan' ya, bukan susah..
Karena ada berbagai tahap yang akan dilalui oleh sepasang kekasih..
Tahap kenalan, sayang, pacaran, jatuh cinta, kemudian tahap dengan tingkat tertinggi, tahap MENCAPAI TITIK JENUH.
Tahap dimana elo mungkin mencoba menjadi pribadi lain atau menjadikan pasangan lo pribadi lain..
Tahap dimana elo mungkin menyerah sehingga putar balik, memulai dari awal, dengan pasangan baru yang bisa saja justru akan membuat lo putar balik lagi dan menyerah dalam tempo waktu yang lebih singkat dibanding bersama pacar lo sebelumnya.
Atau lo menyerah dan berhenti dijalan tanpa putar balik, patah hati berkepanjangan. Menunggu orang baru datang dengan sendirinya.
Semua mungkin.. Tapi tidak ada KEMUNGKINAN yang MENJAMIN..
Yang bisa MENJAMIN hanyalah KEPASTIAN..
Sehingga kalau lo masih kuat, gua saranin jalan terus bro! Genggam erat tangannya!
Kalian pasti bisa! Kalian hanya butuh jalan yang lain, jalan pintas, namun jalan itu harus tetap efektif..
Jalan disini berarti cara menjalani hubungan.. Cara lain yang bisa kalian lakukan ketika kalian berada dititik jenuh..
Tapi jangan sampai salah memilih jalan, tak perlu memaksa jadi  pribadi baru, dan jangan memaksakan pasangan lo jadi pribadi baru juga. Masalahnya bukan soal kepribadian, bukan soal itu. Toh bukannya kalian jatuh cinta karena kepribadian awal? Ya, seperti yang gua bilang diawal, kalian cuma perlu saling menjaga kelebihan dimata pasangan. Udah, itu aja. Boleh sedikit merubah diri, tapi jangan berlebihan! Karena berlebihan itu tidak baik..
Sampai akhirnya kalian sadar bahwa yang salah selama ini hanyalah cara, hanyalah 'Jalan'.
Dan seiring berjalannya waktu kalian masih saling menggenggam erat tangan pasangan untuk melewati titik jenuh. Dan ketika saat itu tiba, kalian telah berada pada tingkatan yang lebih tinggi!
Karena ketika sepasang kekasih telah melewati titik jenuh, ketika itulah mereka telah sampai pada titik kedewasaan dalam sebuah hubungan.
Ehm,
Tapi jangan puas diri dulu, ketika kalian sudah menikah nanti pun kalian akan merasakan titik jenuh lagi, tentu saja titik jenuh dengan tingkatan yang lebih tinggi.
Jangan putar balik! Lewati! Genggam tangannya lebih erat! Karena kehidupan memang soal peningkatan tak berbatas..
Saran gua, selalu pelajari kesalahan orang lain. Dan pertahankan kebenaran lo. Udah itu aja.
Sampai pada akhirnya lo akan merasakan kebahagiaan kembali. Kebahagiaan yang sempat memudar ketika kalian berada pada titik jenuh..
Benar kan? Kebahagiaan itu tidak akan pernah hilang, hanya sekedar memudar saja. Kalau sampai kebahagiaan itu tidak ada, itu bukan hilang, tapi lo yang membuang!
Akhir kata, kalo kita bisa menguasai jalan menuju tujuan.........
kata PENYESALAN hanya akan menjadi MITOS......