Teruntuk
semua jiwa yang perlahan merapuh karena terbawa kenikmatan sejenak..
Sejenak,
Bahagia
bukan perasaan yang lahir karena ada senyuman yang terkembang..
Atau
ada tawa yang tertuang..
Atau
karena kita berkata,'Aku Bahagia..'
Bahagia
tidak sesederhana itu..
Ada seseorang yang sedang
tertunduk lesu, didekat jendela, meratapi derasnya hujan yang seakan sedang
berlomba dengan derasnya air mata yang mengalir dipipinya..
Seseorang yang telah berhasil
berbohong pada jiwa lainnya namun justru semakin merasa semakin jujur pada
jiwanya sendiri, bahwasanya kata 'aku bahagia' yang telah ia katakan pada
teman, pacar, serta semua penghuni dunia maya membuat kata 'Aku Tidak Bahagia'
yang tidak dia ucapkan semakin terdengar keras mengguncang jiwanya.
Seseorang
yang merasa kehilangan apa yang selama ini dia miliki..
Seseorang
yang sedang merasa diacuhkan, diabaikan, dan merasa tidak dianggap ada.
Jelas,
ia tidak bahagia..
Disudut lain di tempat yang
berbeda, seseorang sedang menatapi kaca, meratapi betapa indahnya wajahnya
sendiri sambil memuji didalam batin..
Dia
memuji keindahan yang selama ini sebenarnya hanya menutupi rendahnya ia di mata
masa depan..
Dan
kebahagiaannya saat ini hanya untuk menyembunyikan ketidakbahagiaannya dimasa
depan..
Jelas,
ia tidak bahagia..
Dua
orang tadi adalah sepasang kekasih..
Seorang
pertama yang sedang merasakan ketakutan..
Ia
merasa pasangannya berubah..
Rasa
bahagia yang dia rasakan karena selalu dimanja hilang begitu saja..
Dan
dia sedang menyesal karena baru saja berkata 'Aku Gapapa' kepada kekasihnya
saat mendapat pertanyaan,'Kamu kenapa?'
Padahal,
jelas, dia kenapa-napa..
Dan
jelas, dia tidak sedang bahagia..
Kemudian
seseorang yang tadi menatapi dirinya didepan cermin masih dalam keadaan yang
sama..
Namun
dengan tatapan yang kali ini berkaca-kaca, jelas itu adalah tatapan yang
berbeda..
Dia sedang
menyadari bahwa ia telah melewatkan beberapa hal..
"Dia
lupa bahwa ia pernah bermimpi untuk bahagia..", mimpinya saat masih
sendiri.
"Dan
dia lupa bahwa ia pernah berjanji untuk membahagiakan..", yang dia ucapkan
saat menyatakan cinta pada kekasihnya, beberapa waktu lalu, beberapa waktu yang
cukup lama telah berlalu.
Cermin
yang dia pakai untuk menatapi wajahnya sendiri, perlahan ia genggam lebih
erat..
Dia
merasa bersalah..
Dia terlena..
Waktu
telah membuatnya lupa akan mimpi dan janjinya..
Rasa
bahagia semu yang dia rasakan selama ini membuat ia lupa akan tanggung jawab
besarnya..
Bahagia
karena status 'berpacaran' membuatnya terlena pada zona nyaman..
Zona
nyaman yang ternyata bisa membuat masa depannya sangat tidak nyaman..
Karena bagaimanapun juga ketika
seseorang sudah terlena di zona nyaman itu, ia cenderung berusaha
mempertahankannya, tanpa berusaha mencari tahu apakah ada tingkatan diatas zona
yang sedang ia nikmati itu..
Beruntung
ia tidak melewatkan hal yang paling penting, kesadaran..
Akhirnya
ia sadar bahwa selama ini ia sedang bahagia ditempat yang salah..
Dia
sadar akan hal itu..
Kesadaran
yang membuatnya meninggalkan cermin dan berniat mengambil telpon miliknya untuk
menelpon kekasihnya..
Namun
teleponnya berdering terlebih dahulu..
Membuat
jantungnya berdering lebih cepat, 'Ada apa gerangan?'
'Halo..
Kenapa?', tanyanya.
'Aku
ingin berhenti', jawab kekasihnya sambil terus memandangi hujan diluar jendela
yang mulai mereda.
Perlahan-lahan
pun dia meninggalkan zona nyaman untuk kembali ke zona tidak nyaman..
Akhirnya
ada penyesalan yang datang..
Ehm,
Sebenarnya niatan gua nulis
semua yang diatas hanyalah sebagai kata pembuka, eh malah jadi kalimat pembuka,
jadi paragraf pembuka..
Akhirnya,
gua namakan semua tulisan diatas sebagai tulisan pembuka..
Pembuka
nurani yang mungkin sedang bersembunyi pada kebahagiaan semu yang lo miliki
saat ini..
Bahwa
gua akan bilang, Zona Nyaman itu semu..
Sebahagia
apapun lo sama pacar lo sekarang, itu gak akan menentukan kebahagiaan lo sama
dia esok hari..
Sama
sekali enggak..
Bisa
aja disaat elo sedang terbawa mimpi indah karena tadi malam sebelum tidur
mendengar ucapan selamat tidur dari pacar, esok harinya.. kalian malah putus..
Who
know's?
Atau ketika lo udah pacaran
1,2,3,4,5,6,7,8,9, atau bahkan 10 tahun. Itu gak menjamin lo akan menjadi orang
yang berdiri disampingnya mendampinginya dipelaminan untuk menjabat para tamu
undangan yang datang di tahun ke 11.. Sama sekali tidak ada yang dapat
menjamin, sama sekali tidak..
Apa yang akan lo lakuin ketika
ditahun ke 11 ternyata elo menjadi orang yang menjabat tangannya ketika ia
berdiri dipelaminan bersama pasangannya yang selama ini secara diam-diam
bekerja keras?
Menjadi
orang yang menerima undangan?
Ya,
akhirnya jabat tangan lo kepadanya akan menjadi jabat tangan perpisahan..
Dan
jabat tangan lo kepada pasangannya akan menjadi 'ucapan selamat' yang
mengakhiri perjuangan kerasnya selama ini..
Oleh karena itu, seharusnya lo
yang udah punya pacar jangan pernah meremehkan orang yang saat ini lo anggap
jomblo, karena sebenarnya mereka lebih dari sekedar jomblo, mereka adalah orang
yang sedang dalam proses menuju zona nyaman dari zona tidak nyaman yang sedang
mereka jalani..
Tapi
sebentar..
Bukannya
sebelum punya pasangan, elo juga jomblo kan? Iya kan?
Itulah..
Terkadang
orang yang sudah terlepas dari zona tidak nyaman dan meraih zona nyaman terlalu
cepat berpuas diri..
Terlalu
cepat puas ketika pasangan menjawab 'I LOVE YOU TOO' setelah lo berkata 'I LOVE
YOU'..
Terlalu
tenang ketika pasangan lo tersenyum setelah mendengar lo berjanji akan
memberikan segalanya untuknya..
Terlalu
bahagia ketika pasangan lo mengingatkan lo soal makan, mandi, tidur, bahkan
cuci kaki!
TANPA
LO SADARI ADA TANGGUNG JAWAB BESAR DIBALIK ITU SEMUA!!!
Ketika
lo berkata bahwa lo cinta sama dia, CINTAI DIA!
Ketika
lo berkata bahwa lo akan menikahinya, PERJUANGKAN DIA!
Jangan
pernah merasa cepat puas, terlena dan sebagainya.. Jangan pernah biarkan rasa
itu mengubah lo menjadi pecundang..
Menjadi
pecundang yang selalu mengingkari janji..
Lo
harus sadar bahwa ketika lo merasa sangat bahagia berada di zona nyaman,
sebenarnya kebahagiaan itu kesemuan belaka..
Karena
rasa bahagia yang semu itu hanya akan membuat lo lupa bahwa diatas zona nyaman
masih ada zona istimewa..
Zona
yang akan lo capai setelah selesai mengucap ijab qabul dan menyerahkan mahar..
Zona
yang akan lo capai setelah para undangan pernikahan lo pulang meninggalkan
ucapan selamat..
Zona
yang akan lo capai setelah pasangan yang biasanya membalas sms lo kini menjadi
pasangan yang selalu mengucapkan aamiin setelah lo selesai membaca Al-fatihah..
Zona
yang akan lo capai setelah lo mengumandangkan adzan ditelinga bayi kecil yang
baru saja lahir dari rahim pasangan lo..
Zona
ketika lo menghadiri wisuda anak lo bersama pasangan lo..
Zona
ketika pada akhirnya lo menjadi wali pada pernikahan anak lo..
ITU
ZONA ISTIMEWA!
Zona
yang tidak akan pernah lo capai begitu saja dengan berdiri di Zona nyaman.
Zona
Istimewa adalah zona yang hanya bisa dicapai dengan cara keluar dari Zona
nyaman dan berlari meninggalkan zona itu..
Karena
harus ada yang dikorbankan untuk mendapatkan apa yang diinginkan..
Dan
hasil tidak akan pernah menghianati prosesnya..
Setidaknya
hal besar itu yang gua dapatkan selama menjadi mahasiswa akuntansi, sekecil
kata Opportunity Cost..
Mengorbankan
kebahagiaan semu sesaat untuk kebahagiaan nyata yang akan lo dapatkan..
Menggenggam
tangan pasangan lo.. Mengajaknya meninggalkan Zona Nyaman serta sama-sama berjuang
menuju Zona Istimewa..
Sebelum
lo sampai pada Zona Istimewa dan masih terlena pada Zona Nyaman..
Lo
bukan 'apa-apa'..
Ayo,
jadilah 'apa-apa'..
Untuk masa depan kalian yang jauh lebih baik.. di Zona Istimewa..